Mediaumat.news – Konferensi pers yang dilakukan Komnas HAM pada Senin (27/12) terkait pemantauan dan penyelidikannya atas meninggalnya enam laskar FPI di tangan pihak kepolisian dianggap belum menjawab persoalan fundamental.
“Harapan ada temuan penting yang perlu diketahui masyarakat belum kesampaian,” ungkap Pemerhati Politik dan Kebangsaan M Rizal Fadillah dalam rilis yang diterima Mediaumat.news, Selasa (29/12/2020).
Menurut Rizal, bila konferensi pers tersebut hanya menunjukkan proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan, lalu pecahan mobil yang juga didapat sebenarnya terlalu teknis dan sederhana atas alat bukti yang masih interpretatif.
“Masyarakat berharap lebih dari itu dan informasinya yang ditunggu bersifat fundamental serta mudah untuk didapat cepat dari kerja Komnas HAM,” tegasnya.
Ia menyebut, dua hal terpenting yang semestinya terungkap. Pertama, Komnas HAM menyatakan bahwa timnya telah mengetahui siapa penembak keenam anggota laskar FPI tersebut apakah benar polisi atau pihak di luar kepolisian. “Lebih hebat jika identitas pelaku penembakan diumumkan,” harapnya.
Kedua, berdasarkan kondisi jenazah maka Komnas HAM menyampaikan bahwa di samping penembakan juga ada atau tidak penyiksaan. Komnas HAM juga mampu menjelaskan arti lebam-lebam atau luka melepuh atau kulit mengelupas yang ada pada tubuh korban.
“Mengingat belum ada hal penting yang dapat ditangkap publik tentang kerja Komnas HAM maka posisinya saat ini Komnas HAM masih dalam bacaan antara diragukan atau dapat dipercaya,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo