Penjaga Perbatasan Saudi Membunuh Ratusan Imigran

Penjaga perbatasan Saudi dituduh membunuh sejumlah besar migran di perbatasan kerajaan dengan Yaman, menurut laporan Human Rights Watch. Laporan tersebut mengatakan ratusan orang, sebagian besar warga Etiopia, mencoba melintasi perbatasan dari Yaman yang tengah dilanda perang ke Arab Saudi, namun kemudian mereka ditembak mati. Beberapa migran mengatakan kepada BBC bahwa anggota badan dan tubuh manusia dibiarkan tergeletak di jalanan.

Arab Saudi sebelumnya membantah tuduhan pembunuhan sistematis, sementara laporan yang diterbitkan oleh Human Rights Watch dengan judul “Mereka Menembak Kami Seperti Hujan” menyajikan kesaksian para migran yang mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran senjata api dari polisi dan tentara Saudi di perbatasan utara antara Yaman dan Kerajaan.

Dalam wawancara BBC dengan mereka secara terpisah, para migran, yang sebagian besar berasal dari Ethiopia, termasuk perempuan dan anak-anak, menceritakan perjalanan mereka melintasi perbatasan pada malam hari dan di bawah tembakan dalam upaya memasuki kerajaan, negara kaya minyak tersebut.

Mustafa Soufia Mohammed, 21 tahun, mengatakan kepada BBC, “Penembakan itu tidak pernah berhenti. Bahkan saya bahkan tidak menyadari bahwa saya tertembak. Namun, ketika saya mencoba untuk bangun dan berjalan, ternyata sebagian kaki saya sudah tidak ada,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan bahwa beberapa orang dari kelompoknya yang berjumlah 45 orang tewas ketika mereka diserang, pada saat mereka mencoba menyelinap melintasi perbatasan pada Juli tahun lalu (www.bbc.com, 21/8/2023).

***** ***** *****

Beberapa negara Eropa membuka perbatasannya, dan menampung para imigran, bahkan beberapa di antaranya memberi mereka perumahan, makanan dan obat-obatan, selain itu, beberapa negara memberi mereka pekerjaan. Namun, negara-negara Islam dan para penguasanya justru melakukan kebalikan dari apa yang didiktekan oleh rasa kemanusiaan kepada mereka, dan kami sengaja tidak ingin mengatakan apa yang diperintahkan Islam kepada mereka, apalagi di antara mereka ini ada yang menganggap diri mereka sebagai pelayan Dua Masjid Suci, namun mereka membunuh ratusan para imigran yang tengah melarikan diri dari perang, atau sedang mencari tempat yang aman, atau tengah mencari penghidupan. Syukurlah mereka menemukannya di bawah tanah, itu pun jika mereka dimakamkan, dan tidak diserahkan kepada binatang buas!

Wahai kaum Muslim: Sampai sejauh inikah situasi yang kita alami, ketika tentara Muslim menembaki saudara-saudara mereka?! Bukankah lebih baik bagi Anda, wahai tentara Arab Saudi, berangkat untuk membebaskan Palestina dari kaum Yahudi, sehingga Anda memperoleh kehormatan besar ini, daripada membunuh saudara-saudara Muslim Anda sendiri yang tengah mencari perlindungan kepada Anda dari kengerian perang dan kemiskinan yang mereka derita di negaranya?! Tidak ingatkah akan firman Allah SWT.:

﴿وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُّتَعَمِّداً فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيهَا وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيماً﴾

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (TQS. An-Nisā’ [4] : 93). [] Muhammad Salim –Palestina

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 23/8/2023.

Share artikel ini: