Penguasa Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina Menolak Menekan Entitas Yahudi untuk Menghentikan Agresinya
Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Mesir Sisi, dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bertemu di Aqaba pada 1/10/2024, setelah Menteri Luar Negeri AS bertemu dengan mereka masing-masing secara terpisah. Mereka menekankan “perlunya melanjutkan tekanan untuk menghentikan agresi (Israel) terhadap Gaza, melindungi warga sipil yang tidak berdaya, dan memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai” ke Jalur Gaza. Mereka memperingatkan terhadap “upaya untuk menduduki kembali sebagian wilayah Gaza atau membangun zona aman di sana.” Mereka juga menekankan “perlunya memungkinkan masyarakat Gaza untuk kembali ke rumah mereka dan menolak rencana untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat dan Jalur Gaza.” Mereka menyerukan negara-negara Arab dan negara-negara aktif untuk bekerja “menemukan cakrawala politik bagi masalah Palestina guna mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara.”
*** *** ***
Mereka ini mengadakan pertemuan tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pengambil keputusan, padahal sebenarnya mereka bukan pengambil keputusan. Apa yang mereka lakukan tidak lain ingin mengulangi apa yang didiktekan oleh menteri Amerika-Yahudi kepada mereka, dan mereka memintanya untuk memberikan tekanan pada entitas Yahudi. Mereka tidak melakukan apa pun untuk menekan entitas kriminal ini, bahkan dengan tindakan sekecil apa pun, seperti mengakhiri normalisasi dan perjanjian, memutus hubungan diplomatik dan perdagangan, serta koordinasi keamanan dengan entitas Yahudi. Mereka tidak membatalkan Perjanjian Camp David, Perjanjian Oslo, dan Perjanjian Wadi Araba, atau mengabaikan penerapan proyek solusi dua negara Amerika yang akan menstabilkan dan mengokohkan entitas Yahudi (www.alraiah.net, 17/1/2024).