Mediaumat.news – Menanggapi diamnya penguasa negeri Muslim atas penghinaan terhadap Rasulullah dan kaum Muslim yang dilakukan zionis Yahudi Israel, Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib mengatakan hal ini wajib diketahui umat.
“Umat wajib tahu tentang ini. Hadza hukkamukum, inilah para penguasa kalian,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Sabtu (19/6/2021).
Ustaz Labib, panggilan akrabnya, merasa sangat aneh dan mengherankan, jika para penguasa negeri Muslim itu diam, tidak tersinggung dan tidak marah. Padahal penghinaan itu sudah sangat vulgar dan keterlaluan. “Imam al-Syafi’i rahimahullah berkata, ‘Man istaghdhaba, walam yaghdhab, fahuwa khimar, barangsiapa yang dibuat marah namun tidak marah, berarti dia adalah keledai,” tegasnya.
Menurutnya, jika penguasa negeri Muslim diam dan tak melakukan apa-apa, jangan-jangan mereka merasa bukan agamanya yang dihina, bukan nabinya yang dilecehkan. “Atau jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh para pendemo bahwa Saudi, Maroko, Libanon, dan lain-lain bersama mereka. Jika tidak, mengapa mereka diam?” ujarnya.
Padahal, jika penguasa negeri Muslim itu mengaku pengikut Rasulullah SAW, maka menurutnya, tentu tak akan rela nabinya dihina dan agamanya dilecehkan. “Padahal sesungguhnya mereka punya kemampuan untuk melakukan pembinaan. Jika digabung dari seluruh dunia Islam, ada jutaan bahkan puluhan juta tentara. Bahkan umat Islam yang mencintai nabinya juga siap digerakkan untuk melawan Israel. Dibandingkan dengan Israel, jelas mereka (Israel) tak ada apa-apanya. Jumlah mereka (Israel) tak lebih dari sepuluh persennya,” ungkapnya.
Wajib Marah
Ustaz Labib mengatakan, umat Islam wajib menunjukkan sikap ingkar terhadap penghinaan mereka yakni sikap tidak setuju dan tidak senang terhadap kejahatan mereka itu. “Sungguh dada kita bergetar karena marah melihat penghinaan mereka,” ujarnya.
Menurutnya, penghinaan semacam itu akan terus berulang jika tidak ada tindakan tegas terhadap pelakunya. “Dalam hal ini harus ada negara yang yang melakukan pembelaan, mulai diplomasi hingga tindakan militer,” ungkapnya.
Namun, ia mengingatkan, agar tidak berharap kepada negara yang asasnya bukan Islam, seperti sekularisme. “Sebab, tak ada tupoksi dalam negara sekuler melakukan pembelaan dan perlindungan kepada Islam dan kaum Muslim. Apalagi para penguasanya yang tidak loyal kepada Islam dan lebih loyal kepada Barat yang menjadi majikan mereka,” bebernya.
Sekali lagi, ia menilai, hal ini menunjukkan betapa pentingnya khilafah. “Sebagaimana dikatakan Nabi SAW, innama al-imam junnah, imam atau khalifah adalah perisai. Maknanya, pelindung bagi Islam dan kaum Muslim. Ini juga sudah terbukti dalam sejarah. Tatkala ada khilafah, orang-orang kafir tak berani berlaku kurang ajar terhadap Islam dan kaum Muslim,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it