Penguasa Muslim Biarkan Gaza Kelaparan, UIY: Takut Kehilangan Kekuasaan

 Penguasa Muslim Biarkan Gaza Kelaparan, UIY: Takut Kehilangan Kekuasaan

Mediaumat.info – Menjawab pertanyaan mengapa penguasa negeri muslim tetap diam sementara hampir separuh penduduk Gaza kelaparan dan kehausan, Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menyebut para penguasa itu takut kehilangan kekuasaan.

“Hanya satu penyebabnya, karena mereka takut kekuasaannya hilang,” tuturnya dalam Focus to The Point: G*4z4 Terus Dib*mbardir, Kenapa Penguasa Arab Diam? di kanal YouTube UIY Official, Senin (5/2/2024).

Mereka, lanjut UIY, tahu persis, kalau mereka tidak mau mengikuti kemauan Amerika dan Zionis maka dalam waktu yang tak lama kekuasaan mereka akan tumbang.

Hal itu menurut UIY sangat mungkin terjadi karena sudah ada contoh sebelumnya, bagaimana Mursi di Mesir kehilangan kekuasaan dalam waktu sekejap.

“Karena itu mereka ngeri, mereka takut bahwa itu akan terjadi pada diri mereka, terutama di negara-negara yang relatif kecil seperti Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, dan yang lainnya yang jumlah penduduknya hanya tiga jutaan. Apa susahnya buat Amerika untuk menghentikan penguasa-penguasa negeri itu,” bebernya.

Berdosa

UIY menegaskan, jika kelaparan di Gaza dibiarkan maka para penguasa terutama penguasa di negeri-negeri Muslim, khususnya lagi yang dekat dengan Gaza seperti Mesir, Yordan, Suriah, Saudi, akan menanggung dosa yang tak tertanggungkan.

“Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan, barang siapa yang tidak menolong saudaranya saat dia memerlukan pertolongan, maka Allah juga tidak akan menolong dia ketika dia suatu saat di satu tempat memerlukan pertolongan,” ucapnya.

UIY menyesalkan, kejahatan Z1onis yang mengerikan, didukung Barat yang selama ini menggembar-nggemborkan perikemanusiaan, humanisme, dan HAM. “Ini hari semua kosong melompong, bahwa itu semua hanya slogan-slogan yang tak berisi sama sekali,” tandasnya.

UIY tidak menampik bahwa Zionislah yang menutup pintu Rafah, sehingga ratusan truk bantuan tidak bisa masuk Gaza.

“Persoalannya kenapa tidak bisa dibuka? Padahal itu kan di wilayah perbatasan Mesir dan Gaza. Bagaimana bisa pintu yang keduanya di wilayah negeri Muslim harus meminta izin kepada entitas Zionis dan bahkan juga kepada Amerika? Itu hal yang sangat tidak masuk akal!” ucapnya kesal.

Ia kecewa, tidak ada tindakan apa pun dari penguasa-penguasa itu untuk berupaya membukanya.  “Andai itu dibongkar misalnya dihancurkan pasti terbuka. Ketika pintu perbatasan terbuka penduduk Gaza bisa diselamatkan,” imbuhnya.

Seharusnya kekejaman ini, ia berharap, membuka mata bahwa yang terjadi di Gaza bukan sekadar serangan biasa tapi memang maunya Yahudi adalah membersihkan Gaza dari penduduk yang ada di sana.

Meski demikian, UIY tetap optimis, harapan itu tetap ada.

Ia menuturkan, ada pergeseran yang sangat fundamental yang terjadi pada anak-anak muda di Gaza.

“Dulu cita-cita mereka adalah lulus perguruan tinggi kemudian bekerja hidup begini-begini. Itu semua sekarang bergeser menjadi tidak ada lain yang lebih baik kecuali harus melakukan perlawanan dan tidak ada kata selesai kecuali Zionis pergi dari tanah Palestina,” ungkapnya.

Jika ini terjadi, yakinnya, suatu saat akan menjadi gelombang yang sangat besar yang tidak bisa dihentikan oleh siapa pun termasuk oleh penguasa di negeri-negeri Muslim. [] Irianti Aminatun

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *