Menurut laporan Reuters bahwa pada hari Kamis (13/01), sebuah blok militer yang dipimpin Rusia mulai menarik diri dari Kazakhstan pada hari Kamis setelah penempatan selama seminggu di tengah ledakan kerusuhan di mana pihak berwenang di negara Asia Tengah mengatakan mantan kepala keamanan itu dicurigai mencoba kudeta.” Pertunjukan kekuatan yang sukses telah berguna bagi Rusia pada saat itu dalam konfrontasi dengan NATO atas Ukraina. Namun pemerintah Kazakhstan yang meminta bantuan Rusia.
Laporan Reuters yang sama menjelaskan, bahwa Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) minggu lalu setelah protes damai, yang awalnya dipicu oleh kenaikan tajam harga bahan bakar mobil, yang kemudian berubah menjadi kekerasan di banyak kota besar.
“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakhstan dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas mereka dengan cepat untuk menghentikan dan menahan pergerakan para bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakhstan, Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO saat upacara keberangkatan di Almaty pada hari Kamis, di mana mereka berdiri di samping bendera masing-masing.
Kelompok Rusia adalah pasukan asing yang paling besar, sehingga tidak hanya mampu menahan dan menghentikan pergerakan para pengunjuk rasa yang diperkirakan hanya 10.000 saja, namun juga dapat mendukung Presiden Tokayev dalam bergerak melawan elemen-elemen lain dalam pemerintah Kazakhstan dan elit penguasa. Mantan presiden, Nursultan Nazarbayev tampaknya telah disingkirkan, serta sejumlah pejabat keamanan senior telah dipecat dan kemudian didakwa dengan tuduhan melakukan makar, juga mantan Kepala Keamanan Negara, Karim Masimov sedang diselidiki atas dugaan tuduhan percobaan melakukan kudeta.
Protes di Kazakhstan adalah akibat dari ketidakpuasan publik terhadap pemerintah, yang dipicu oleh kenaikan harga energi yang luar biasa, mengingat itu adalah kekayaan sumber daya Kazakhstan yang substansial. Menurut Associated Press, bahwa dari lima republik Asia Tengah yang memperoleh kemerdekaan setelah pembubaran Uni Soviet, sejauh ini Kazakhstan adalah yang terbesar dan terkaya, di mana luas wilayahnya sama sengan Eropa Barat, dan memiliki cadangan minyak, gas alam, uranium, dan logam mulia yang sangat besar.
Akan tetapi, pada saat kekayaan alam Kazakhstan telah membantu menumbuhkan kelas menengah yang solid, serta kelompok taipan ultrakaya, justru Kazakhstan ditimpa kesulitan keuangan meluas, di mana rata-rata gaji bulanan nasional di bawah 600 dolar. Sistem perbankan juga telah menjadi korban krisis mendalam yang dipicu oleh kredit bermasalah, bahkan di sebagian besar wilayah lainnya, korupsi kecil merajalela. Krisis terakhir sebagaimana diberitakan terjadi di Zhanaozen barat, kota minyak yang berdebu, di mana kebencian telah lama bercokol di daerah itu karena kekayaan energi di kawasan itu belum tersebar secara adil di antara penduduk setempat.
Pada tahun 2011, polisi menembak mati sedikitnya 15 orang di kota tersebut. Mereka memprotes untuk mendukung para pekerja minyak yang diberhentikan setelah pemogokan. Ketika harga bahan bakar gas cair yang digunakan kebanyakan orang di daerah itu untuk menyalakan mobil mereka naik dua kali lipat pada Sabtu malam, kesabaran mereka sudah tidak dapat ditahan lagi. Penduduk di kota-kota terdekat dengan cepat bergabung, dan dalam beberapa hari protes besar telah menyebar ke seluruh negeri.
Seperti dunia Muslim lainnya, Kazakhstan hanya memperoleh kemerdekaan namanya saja, para penguasanya tetap menjadi antek bagi orang-orang kafir asing, yang bergantung pada mereka untuk mempertahankan posisi dan pemerintahannya. Akan tetapi umat Islam sekarang telah bangkit dari tidur nyenyaknya, dan semakin sadar akan kejahatan para penguasanya, yang tidaklain adalah antek bagi musuh, sumber kerusakan dan kezaliman, karena menerapkan sistem pemerintahan Barat atas umat, padahal sistem itu bertentangan dengan syariah Islam. Dengan izin Allah, umat Islam akan segera menggulingkan para penguasa ini dan sistem kafirnya yang bersumber dari Barat, sebagai gantinya, umat Islam akan menegakkan kembali negara Islam, Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yaitu negara yang akan menyatukan kembali semua negeri kaum Muslim, membebaskannya negeri-negeri mereka yang diduduki, mengembalikan cara hidup Islam, dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia (hizb-ut-tahrir.info, 15/01/2022).