Pengamat: Zionis Yahudi Tukang Bohong dan Tidak Bisa Dipercaya
Mediaumat.info – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. menilai Zionis Yahudi itu tukang bohong dan tidak bisa dipercaya khususnya semakin terlihat sejak 10 bulan terakhir sejak serangan 7 Oktober 2023.
“Zionis Yahudi tidak bisa kita percaya ya, karena sejak 10 bulan terakhir yaitu sejak serangan 7 Oktober sampai sekarang semakin menunjukkan bahwa Zionis Yahudi itu tukang bohong,” ujarnya dalam siaran live Fokus: Zionis Yahudi Semakin Brutal, Genosida Berlanjut, Ahad (1/9/2024) di kanal YouTube UIY Official.
Hasbi membeberkan fakta kebohongan-kebohongan Israel. Di antaranya adalah selalu berbohong akan melakukan gencatan senjata seperti pada bulan Ramadan kemarin tapi nyatanya terus melakukan serangan.
“Belum lagi, baru saja minggu kemarin ada tawanan yang dibebaskan oleh Hamas. Oleh media-media Israel itu digambarkan bahwa tawanan disiksa, diperkosa, dan lain-lain. Tapi ternyata tawanan itu sendiri setelah dibebaskan berbicara tidak sedikit pun disakiti oleh Hamas, malah yang melukai mereka adalah Israel,” ungkapnya.
Hasbi menambahkan, fakta kebohongan Israel yang terjadi dua hari lalu ketika ada enam tawanan Israel yang ditahan Hamas yang kemudian ditemukan tewas, ternyata yang membuat mereka tewas adalah serangan-serangan Israel sendiri.
“Banyak kebohongan dan kebiadaban yang Israel lakukan yang saya kira memang membuat dunia layak untuk tidak percaya kepada Israel. Sekarang di Israel ada tekanan-tekanan yang sangat kuat dari masyarakatnya terhadap pemerintahnya agar gencatan senjata segera untuk diwujudkan,” ulasnya.
Ia menandaskan, sebenarnya Israel sudah jatuh secara moral dengan melihat respons publik terhadap sikap Israel selama ini baik di dalam maupun luar negeri.
“Saya kira tidak ada alasan lagi sebenarnya bagi negara-negara yang sudah men-support (mendukung) Israel untuk mendukungnya karena publiknya sendiri di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman itu serempak menolak dan mengkritik Israel,” paparnya.
Ia menyayangkan, hingga saat ini belum ada langkah-langkah yang signifikan yang diambil untuk menyelesaikan masalah Palestina. Jika mengikuti suara mayoritas publik dunia termasuk PBB sebenarnya setiap hari sudah ‘teriak-teriak’ bahwa kondisi di Gaza Palestina sangat butuh bantuan dan dilindungi serta dibebaskan dari kekejaman Israel.
“Saya kira perlu mengedukasi publik global bahwa yang terjadi di Palestina itu bukan sekadar genosida sejak 7 Oktober, tapi yang yang terjadi di Gaza Palestina itu adalah pembantaian dan penjajahan yang terjadi sejak tahun 1948 sampai sekarang,” ucapnya.
Menurutnya, perlu ada intervensi militer khususnya militer negeri-negeri Muslim untuk menghentikan penjajahan Israel sehingga Palestina bisa merdeka.
“Agar Palestina bisa merdeka, bukan sekadar melakukan gencatan senjata atau solusi dua negara. Solusinya ya Israel harus dihapuskan dan tidak boleh eksis lagi dengan intervensi militer negeri-negeri Muslim,” pungkasnya. [] Erlina
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat