Mediaumat.info – Laporan yang mengatakan Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah memohon kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk menahan diri dari perang melawan Zionis Yahudi, menunjukkan umat Islam tak bisa berharap kepada para penguasa negeri Islam bahkan kepada Iran sekalipun untuk membebaskan Palestina.
“Sekali lagi umat Islam tidak dapat berharap, bahkan kepada Iran sekalipun,” ujar Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana kepada media-umat.info, Ahad (11/8/2024).
Padahal, sambungnya, secara retorik pemerintahan Iran kerap menunjukkan permusuhannya terhadap Zionis Yahudi. Namun ketundukannya terhadap kapitalisme global Amerika Serikat (AS) membuat negeri itu tidak bisa melakukan apa-apa.
Melansir dari Defense Security Asia, misalnya, Iran disebut mempunyai sebuah sistem pertahanan yang sama canggihnya dengan Iron Dome Zionis Yahudi.
Sistem pertahanan tersebut bernama Zoubin, yang secara efektif mampu menghalau pesawat nirawak hingga rudal jelajah yang memasuki wilayah Iran.
Zoubin beroperasi di beberapa kawasan strategis Iran, seperti Kota Isfahan yang menjadi target serangan Tel Aviv pekan lalu.
Lebih dari itu, sistem pertahanan udara tersebut mampu menjangkau hingga cakupan 360 derajat dan bisa melacak 100 target secara bersamaan. Setiap unitnya dilengkapi peluncur yang mampu menampung hingga delapan amunisi rudal.
Tetapi karena tunduk kepada AS, sebagaimana dipaparkan sebelumnya, kedaulatan negeri para mullah tersebut pasca diobrak-abrik termasuk pada peristiwa yang menewaskan Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyah, justru tak memunculkan keinginan untuk sekadar melakukan serangan balasan yang mematikan lawan dari sosok Masoud Pezeshkian.
Malahan, kata beberapa sumber kepada Iran International, Pezeshkian memperingatkan bahwa konflik dapat sangat mengganggu kepresidenannya dan menyebabkan masalah-masalah yang signifikan.
Untuk itulah, kata Budi lebih lanjut, umat Islam butuh kekuasaan dan kekuatan yang setara sekaligus mampu menghentikan sepak terjang AS yang selama ini menyokong Zionis Yahudi.
Tak lain adalah khilafah islamiyyah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang secara empiris terbukti mampu melakukan. “Dan ini hanyalah khilafah Islam, sebagaimana yang sudah terbukti dalam sejarah,” pungkasnya. [] Zainul Krian