Pengamat: Tak Mengherankan Biden Disebut Zionis Hebat

 Pengamat: Tak Mengherankan Biden Disebut Zionis Hebat

Mediaumat.id – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi menilai tak mengherankan Perdana Menteri Israel Yair Lapid memuji Joe Biden sebagai seorang zionis hebat, karena sebagian besar Presiden Amerika Serikat (AS) adalah presiden yang tunduk kepada kepentingan zionis atau Yahudi.

“Ini tidak mengherankan, karena sebagian besar presiden Amerika adalah presiden yang tunduk kepada kepentingan zionis atau Yahudi,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (16/7/2022).

Menurut Farid, itu bukan hanya karena faktor individu, namun tidak bisa dilepaskan dari kebijakan politik luar negeri AS yang sejak awal telah memosisikan bahwa menjaga eksistensi penjajah Yahudi di tanah Palestina yang diberkahi itu merupakan harga mati.

Karena itu, tidaklah mengherankan hampir semua presiden AS itu akan berpihak kepada penjajah Yahudi. Meskipun sangat jelas di depan mata penjajah Yahudi melakukan berbagai kejahatan di tanah Palestina.

“Membombardir daerah-daerah sipil, membombardir rumah sakit, membunuhi kaum Muslim termasuk jurnalis,” ungkap Farid.

Namun yang terpenting menurut Farid bukan sikap terhadap para zionis. Tapi bagaimana sikap penguasa Islam terhadap kebijakan politik luar negeri Amerika, karena itulah yang paling berpengaruh terhadap kaum Muslim.

Ia mengatakan, kebijakan politik luar negeri AS sendiri sejak awal adalah kapitalisme yang telah menempatkan penjajahan sebagai thariqah (metode) politik luar negeri mereka, termasuk terhadap negeri-negeri Islam.

Oleh karena itu, menurut Farid, sikap seharusnya bagi penguasa negeri Islam adalah mendudukkan AS sebagai negara musuh (muhariban fi’lan) karena Amerika telah memerangi kaum Muslim, membunuhi kaum Muslim dan membuat kebijakan yang menjadikan umat Islam sebagai target-target kekejian politik luar negerinya.

“Sebagai negara muhariban fi’lan seharusnya sikap politik dari penguasa-penguasa negeri Islam itu adalah tidak melakukan hubungan apa pun dengan Amerika. Tidak membuka hubungan diplomatik dengan Amerika, tidak membiarkan kedutaan besar Amerika ada di negeri-negeri Islam. Tidak juga bergabung dengan PBB, PBB itu menjadi alat kontrol dari Amerika” bebernya

“Itulah sikap seharusnya penguasa negeri Islam,” tegas Farid.

Namun, sikap tersebut pada faktanya tidak terjadi karena sebagian besar penguasa negeri Islam sebenarnya adalah boneka Amerika. Serta keberadaan negara-negara di negeri Islam merupakan kelanjutan dari proyek kolonialisasi negara-negara Barat untuk mempertahankan penjajahannya, menumbuhkan sistem negara bangsa dan menjauhkan umat Islam untuk kembali di bawah naungan khilafah Islam.

“Di situlah relevansinya pada level global, umat Islam memiliki negara khilafah yang akan berhadapan dengan Amerika secara seimbang,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *