Mediaumat.id – Pertemuan Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Jenewa, Moskow pada Senin (10/1) untuk mencari penyelesaian damai krisis Ukraina yang tak membuahkan hasil diprediksi Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar ke depannya tak akan ada rekonsiliasi antar kedua belah pihak.
“Ke depan tidak akan terjadi rekonsiliasi atau perdamaian yang sifatnya abadi antara Amerika Serikat dan Rusia di wilayah Ukraina,” ungkapnya dalam Kabar Petang: AS-Rusia Deadlock! Kamis (13/1/2022) di kanal YouTube KC News.
Menurut Hasbi, kepentingan AS di Ukraina adalah untuk membatasi gerak Rusia. Karena, selain pernah menjadi wilayah Uni Soviet, secara ekonomi Ukraina ini menjadi pasar besar bagi Rusia.
Selain itu, menurutnya, Rusia secara kultural politik punya keyakinan bahwa Rusia adalah negara super power, negara imperium.
“Karena menyadari kultur politik Rusia secara internasional sehingga, kita bisa melihat bagaimana sejak tahun 1999 sampai sekarang, Amerika serikat itu berupaya untuk mengambil alih atau melakukan ekspansi pengaruh Barat,” jelasnya.
Saat ini Ukraina menjadi medan pertempuran antara dua kepentingan global yaitu kepentingan Rusia dan kepentingan Amerika. Tentu saja yang diuntungkan adalah kedua belah pihak, yang menjadi korban adalah masyarakat.
“Karena konflik yang terus berkepanjangan, akhirnya wilayah ini menjadi wilayah yang miskin, terbelakang. Padahal, wilayah ini potensinya besar sekali dalam agrikultur,” ungkapnya.
Karena itu, jika Ukraina ingin mandiri, maka harus ada pemimpin yang bisa mandiri. Tidak gampang terpengaruh oleh AS maupun Rusia.
“Kalau Ukraina ingin menjadi baik jangan jatuh kepada Amerika atau Rusia. Fokus membangun. Pemimpin yang terpilih harus menjadi independen,” pungkasnya.[] Ade Sunandar