Pengamat: Siapa pun Presidennya, AS Selalu Pro Zionis Yahudi

Mediaumat.info – Menyikapi kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang dinilai pro zionis, Pengamat Politik Internasional Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. menyatakan AS akan tetap pro zionis siapa pun presidennya.

“Tidak hanya Donald Trump, semua presiden AS, termasuk Kamala Harris atau siapa pun yang terpilih sebagai presiden AS bisa dipastikan sangat pro Zionis Yahudi bahkan mereka menyatakan jika AS adalah pelindung dan pendukung Israel,” ujarnya dalam Kabar Petang: Trump Beri Entitas Yahudi Dukungan Tanpa Batas: Picu Perlawanan Global? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (11/11/2024).

Hasbi memastikan, AS jelas ingin tetap menjaga dominasinya di Timur Tengah yang merupakan heartland atau jantungnya dunia sehingga menjadi tolok ukur dominasi AS atas dunia ketika bisa menguasai Timur Tengah.

“Disebut heartland atau jantung dunia karena Timur Tengah kan berada di pertemuan berbagai benua mulai dari Cina, Asia, Eropa, hingga Amerika. Jadi posisi Timur Tengah sangat penting dalam banyak aspek seperti politik, militer, ekonomi, dan perdagangan internasional,” paparnya.

Selain itu, jelas Hasbi, Timur Tengah juga memiliki kekayaan minyak yang sangat luar biasa besar seperti di Irak, Yaman, Sudan, termasuk di negara-negara Teluk seperti Qatar, Arab Saudi, dan lainya.

“Bisa dipastikan Amerika akan menjaga Timur Tengah supaya tetap stabil dan tidak lepas dari kontrol atau kepentingan Amerika. Israel ini menjadi mitra atau sekutu utama Amerika dan yang hanya bisa dipercaya Amerika untuk membantu mengawasi serta menjadi mata dan telinga Amerika di kawasan tersebut,” ulasnya.

Perhatian Besar pada Pemilu AS

Adanya perhatian dunia terhadap pemilu presiden AS, menurutnya, karena Amerika merupakan negara superpower sehingga banyak orang bahkan negara-negara di dunia menaruh harapan pada presiden yang terpilih bisa mempengaruhi tatanan dunia menjadi lebih baik.

“Mau Donald Trump, Kamala Harris, bahkan Obama sekalipun yang menjadi harapan dunia, atau bahkan mungkin tiba-tiba ada Muslim yang terpilih menjadi presiden Amerika, tetap tidak memengaruhi wajah Amerika yang sebenarnya. Amerika itu bukan hanya bicara satu orang, tapi bicara mengenai sebuah sistem atau ideologi,” bebernya.

Yang menyedihkan, lanjutnya, umat Islam dan negeri-negeri Muslim serta rezim-rezim di negeri kaum Muslim, masih selalu bergantung di bawah ketiak Amerika. Saking tergantungnya secara politik, ekonomi, teknologi, dll kepada Amerika membuat mereka menjadi tidak independen dalam politiknya sendiri. Hal ini juga yang menjadikan banyak persoalan kaum Muslimin tidak kunjung usai seperti di Palestina, Rohingya, Xinjiang, dll karena selalu bergantung kepada Barat.

“Harusnya umat Islam tidak bergantung kepada Barat. Umat Islam harus punya kekuatan besar yang bisa mengintimidasi dan mengintervensi sehingga mampu menakut-nakuti pihak lawan. Solusinya umat Islam harus bisa berpolitik secara independen yang bisa dimulai dari independen secara pemikiran,” pungkasnya.[] Erlina

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: