Pengamat: SDA Bukan Milik Negara tetapi Milik Oligarki

Mediaumat.id – Pengamat Ekonomi Politik Salamudin Daeng mengatakan sumber daya alam (SDA) ini bukan milik negara tapi milik oligarki.

“Kita memang hanya bisa meneteskan air liur, karena SDA ini bukan punya negara tapi punya oligarki dan taipan. Maka, uang hasil keruk SDA memang tidak ada hubungannya dengan negara, uang hasil keruk SDA tidak dibagi pada negara,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (31/5/2022).

Menurutnya, eksploitasi SDA Indonesia makin masif, hutan dihabisi, bahkan hutan lindung juga dimakan, lahan hutan telah habis untuk menanam sawit dan menambang batu bara. Sebelum menanam sawit terlebih dahulu telah ditebangi pohonnya, kayu bernilai ratusan triliun dibabat habis.

“Tapi ke mana uang hasil jual sawit, batu bara, minyak dan gas yang dieksploitasi dari bumi Indonesia ini? Ke mana uang hasil ekspor ini mengalir? Ke mana kekayaan hasil penjarahan bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya ini? Hingga tidak ada sepeser pun yang disimpan di Indonesia, di bank-bank di dalam negeri,” katanya.

Ia menilai, seharusnya cadangan devisa negara itu naik. Tapi realitasnya malah turun. “Seharusnya cadangan devisa negara bertambah, di tengah hingar bingar kenaikan harga komoditas global, terutama kenaikan harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia. Harga Batu bara lompat ke 400 dolar per ton, yang dulu hanya 60 dolar per ton. Harga sawit melompat ke 6700 ringgit seton, yang tahun lalu hanya 4000 ringgit per ton. Akan tetapi cadangan devisa alias uang masuk hasil ekspor, kok malah menurun?” terangnya.

Padahal, uang dari dua komoditi itu saja lanjutnya, batu bara bisa senilai 240 miliar dolar, dari sawit bisa mencapai 335 miliar ringgit, dari batu bara bisa dapat cuan devisa 3480 triliun dan dari sawit bisa dapat kepeng 1115 triliun rupiah. Ini belum nikel, timah, emas, perak, tembaga. Luar biasa besar uang hasil keruk SDA negeri ini.

Sebagai pengamat, ia juga menyampaikan data dari Bank Indonesia. “Data Bank Indonesia menunjukkan cadangan devisa April 2022 senilai 135,7 miliar dolar. Bandingkan dengan cadangan devisa April 2021 sebesar 138,8 miliar dollar AS,” bebernya.

Terakhir, Daeng berharap kepada presiden untuk meminta kepada oligarki agar menyimpan uangnya di dalam negeri, supaya kondisi bank BUMN tidak kering seperti saat ini.[] Nur Salamah

Share artikel ini: