Mediaumat.id – Pengamat Politik Dr. M Riyan M.Ag. menegaskan, pernyataan Pangdam III Siliwangi Mayjend TNI Kunto Arief Wibowo dalam tulisan opini yang berjudul Etika Menuju 2024 yang intinya melihat fakta lapangan perpolitikan sudah jauh dari etika hendaknya diberi ruang.
“Pernyataan Pangdam harusnya diberikan ruang untuk diskusi bukan dikritik habis, sehingga keberadaan negeri kita tidak hanya akan bergeser pada konsumsi elite saja,” ungkapnya di Perspektif PKAD: Posisi TNI dan Wacana Revolusi dalam Kontestasi Politik 2024, Sabtu (6/5/2023) melalui kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Hal itu penting, sambung Riyan, agar masyarakat tahu bahwa negeri ini memang sedang tidak baik-baik saja.
“Karena baik secara ekonomi, sosial, maupun pemerintahan mengalami problem. Kita harus duduk bersama melakukan diskusi mau diarahkan ke mana negeri ini? Jangan sampai 2024 hanya sekadar pergantian orang,” tandasnya.
Riyan menyesalkan, meski negeri ini dikarunia berbagai karunia dari Allah SWT tetapi banyak menghadapi masalah. Akar masalahnya ada pada demokrasi liberal dengan ekonomi dan pemerintahan yang kapitalistik.
“Harus ada perubahan, jangan sampai kita, negara besar tapi justru tidak dianggap oleh negara lain. Jangan sampai eksistensi negeri ini menjadi bahan tertawaan dari pemimpin negara lain,” tandasnya.
Riyan sangat yakin masih banyak orang yang baik di negeri ini yang masih punya komitmen. “Kita harus menghimpun orang-orang baik ini agar mereka semakin intens dalam melakukan upaya perbaikan bahkan perubahan,” terangnya.
Harapan yang mesti dibangun hari ini, ucap Riyan, adalah bagaimana mencoba melakukan komunikasi secara lebih luas dari berbagai elemen termasuk militer.
“Mereka harus diajak bicara sehingga perubahan yang ada di tengah masyarakat benar-benar perubahan yang masuk pada akar mendasar,” tukasnya.
Karena mayoritas penduduk negeri ini Muslim, maka menurut Riyan para tokoh Islam harus berani speak up, melakukan upaya perubahan agar negeri ini menjadi baldatun thayibatun.
“Islam telah memberikan gambaran kepada kita tentang sendi-sendi bagaimana menata negeri ini. Sehingga satu-satunya pilihan adalah bagaimana kita berani membuka wacana perubahan sebagaimana yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW,” harapnya.
Riyan berpesan jangan sampai 2024 nanti kembali ke pusaran ‘error’ yang membuat semua rakyat ‘basah kuyup dengan keburukan’.
“Kita harus tetap optimis melakukan perubahan ke depan, semua komponen termasuk militer harus kita ajak bicara agar negeri ini dikelola dengan benar,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun