Pengamat: Normalisasi Bukanlah untuk Arab, Apalagi untuk Kemerdekaan Palestina
Mediaumat.id – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. menyatakan upaya normalisasi terhadap entitas penjajah Yahudi yang terus dilakukan negeri-negeri Islam sampai ini hari hakikatnya bukanlah untuk Arab, bukan untuk kaum Muslim, apalagi untuk kemerdekaan Palestina.
“Hakikatnya normalisasi ini bukan untuk Arab, bukan untuk Muslim apalagi untuk kemerdekaan Palestina,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Awas! Bahaya Normalisasi Israel, Selasa (25/4/2023) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurut, negara-negara yang melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi tersebut, jika berteman dengan entitas penjajah Yahudi maka itu akan memudahkan untuk bernegosiasi dengan entitas penjajah Yahudi, dibanding dengan jika bermusuhan terus dengan entitas penjajah Yahudi. Namun, Hasbi melihat, faktanya tidak demikian.
“Ini dimentahkan oleh serangan-serangan Israel Tahun 2021. Ketika Ramadhan waktu itu sekira 200 orang meninggal dan semua negara yang melakukan normalisasi itu tidak melakukan apa pun,” bebernya.
Memang, lanjut Hasbi, upaya-upaya normalisasi paling aktif dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), mereka melakukan proyek supaya negara-negara Arab itu melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi, tentu kepentingannya adalah untuk menjaga eksistensi entitas penjajah Yahudi di Timur Tengah. Hari ini, kecenderungannya negara-negara Arab itu sedang menuju pada titik normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi.
Namun, Hasbi menilai jika terjadi normalisasi maka yang diuntungkan adalah entitas penjajah Yahudi.
“Menurut saya, seandainya pun terjadi normalisasi Israel, maka yang paling diuntungkan adalah Israel dan yang paling dirugikan adalah kaum Muslim terutama kaum Muslim yang ada di Palestina,” tegasnya.
Menurutnya, jika entitas penjajah Yahudi berhasil menjalin normalisasi dengan negara-negara Arab maka pada saat itu kedutaan-kedutaan mereka akan berdiri di mana-mana. Kemudian warga mereka akan bebas melancong di mana-mana, terjadi pertukaran budaya, terjadi pertukaran informasi, dan akhirnya yang dikhawatirkan adalah tingkat persepsi masyarakat terhadap entitas penjajah Yahudi akan semakin baik.
Selain itu, Hasbi mengkhawatirkan ketika terjadi normalisasi suara-suara negara-negara Muslim termasuk kritik-kritik akan semakin senyap.
“Bahkan upaya-upaya kaum Muslim untuk membela Palestina di negara Arab itu akan diberangus oleh pemimpin mereka yang telah melakukan normalisasi,” ungkapnya.
Solusi
Entitas penjajah Yahudi sendiri merupakan sebuah organ asing yang ditarik ke Timur Tengah yang disokong negara-negara besar. Karena itu, menurutnya, untuk mengalahkan entitas penjajah Yahudi, mengusir dan menghapus entitas penjajah Yahudi dari Timur Tengah harus memiliki kekuatan (kekuatan yang bisa menghancurkan kekuatan yang mendukung entitas penjajah Yahudi).
Kekuatan tersebut, menurutnya, adalah kekuatan yang menjadikan syariah sebagai asasnya.
“Kalau kita belum menjadikan syariah sebagai asas berpikir kita dalam bernegara, maka yang terjadi adalah kita akan selalu berpikir pragmatis dan kita akan selalu menyerah dengan keadaan. Sehingga kita tidak bisa menemukan solusi yang jernih dan solutif dan signifikan untuk kebaikan Palestina,” pungkasnya.[] Ade Sunandar