Mediaumat.info – Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menyatakan publik harus mengingatkan Menkopolhukam untuk tidak asal menuduh terkait adanya peningkatan radikalisme di kalangan remaja dan perempuan.
“Kita harus mengingatkan Menkopolhukam untuk tidak melontarkan tuduhan hanya karena dasar penelitian yang kredibilitas dan objektivitas patut untuk dipersoalkan,” tuturnya kepada media-umat.info, Ahad (21/7/2024).
Pasalnya, jelas Riyan, tuduhan ini adalah sebuah hal yang jahat, picik, dan berulang. “Ibarat kaset usang tuduhan radikalisme (dan terorisme) senantiasa diputar untuk menstigma kelompok tertentu di masyarakat, termasuk kalangan pelajar dan perempuan,” ujarnya.
Berulangnya tuduhan ini, menurut Riyan, karena ada dua faktor.
Pertama, faktor internal, terkait dengan mental islamofobia yang masih menjangkiti kepala para penguasa. Mereka memiliki cara pandang “kacamata kuda”, karena Islam tidak dipahami secara komprehensif, baik aspek akidah, Ibadah, akhlak, makan, minuman, muamalah (pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri) dan uqubat (sanksi).
Kedua, faktor eksternal, yang dicomot penguasa negeri ini, yakni permusuhan global Barat masih menempatkan Islam sebagai ancaman.
“Seperti para penguasa Barat, Amerika misalnya menempatkan Islam sebagai musuh dan menganggapnya sebagai teroris atas penjajahan Barat di dunia Islam. Atau Eropa, seperti Prancis yang fobia kepada hijab Muslimah,” ungkapnya.
Solusi
Terkait solusi menghadapi tuduhan jahat dari Menkopolhukam ini, ia menyampaikan beberapa hal.
Pertama, hentikan tuduhan jahat terkait radikalisme sekarang juga. Apalagi kalau yang dimaksud tindakan radikal adalah pemahaman dan keinginan umat Islam untuk hidup mulia di bawah penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.
“Tuduhan picik itu sangat menyakiti umat Islam dan rakyat secara keseluruhan,” tegasnya.
Kedua, Menkopolhukam harusnya fokus bagaimana mengatasi masalah hukum dan keamanan dalam negeri (korupsi, judol, pinjol, hutang ribawi pemerintah, penjarahan sumber daya alam oleh asing dan aseng) dan pertahanan (menghadapi separatisme OPM yang didukung asing dan menghadapi kedaulatan laut di laut cina selatan).
“Setop koar-koar radikal-radikul yang hanya menjadi kedok ketidakmampuan dan ketidakbecusan mengatasi persoalan hukum, keamanan dan pertahanan. Hentikan perilaku rezim yang gila pencitraan (populisme) dan sekaligus otoriter (memaksakan kebijakan zalim),” desaknya.
Ketiga, umat Islam dan masyarakat secara keseluruhan harus menyadari bahwa akar masalah bangsa dan negeri ini adalah diterapkannya sistem sekuler-kapitalis-demokrasi yang dikendalikan segelintir oligark (pengusaha-penguasa).
“Dan solusi mendasar dan fundamental untuk negeri ini adalah dengan terus istiqamah dalam dakwah secara kolektif agar diterapkannya Islam secara kaffah dalam naungan khilafah sebagaimana diteladankan Rasul SAW, para sahabat, dan para khalifah yang bertakwa sesudahnya,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat