Pengamat: Masalah Utama Papua adalah Ketidakadilan
Mediaumat.id – Pengamat Pertahanan dan keamanan (Hankam) Dr. Ryan menilai masalah utama Papua adalah ketidakadilan.
“Persoalan utama dalam pandangan saya, adalah adanya ketidakadilan yang kemudian menghasilkan berbagai separatisme, eksploitasi, serta keterlibatan asing,” tuturnya di acara Perspektif: TNI Tewas dan Disandera, KST Papua Merajalela, Penguasa Kemana?! melalui kanal YouTube Pusat Kajian dan Analis Data, Rabu (19/4/2023).
Untuk menyelesaikan persoalan Papua ini, Ryan memberikan tiga solusi. Pertama, dalam jangka pendek harus ada kejelasan sikap pemerintah bahwa kasus Papua adalah pemberontakan bersenjata sehingga perlu segera menurunkan tentara untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Jangan sampai menunggu korban lagi siapa pun korban itu baik militer, polisi, rakyat sipil atau dari mereka sendiri,” ujarnya.
Ryan tidak sepakat dengan pernyataan yang mengatakan bahwa pemberontak itu dianggap sebagai saudara.
“Dalam konteks sparatisme mereka sudah memosisikan diri mereka sebagai pemberontak sehingga harus ada tindakan tegas yang terukur,” tegasnya.
Kedua, solusi jangka menengah, bagaimana memastikan rakyat Papua mendapatkan hak-hak mereka sebagai rakyat dan dijamin oleh pemerintah.
“Di sinilah pentingnya kita memastikan pemerintah yang di sana itu benar-benar hadir. Jangan sampai seolah-olah ada pembenaran bahwa karena kami sudah dikeruk banyak maka kami juga harus korupsi banyak,” tandasnya.
Ketiga, adalah solusi jangka panjang. “Bagaimana membangun mindset ideologi yang menyentuh pikiran dan perasaan mereka dalam konteks sebagai warga negara yang memiliki hak dan kewajiban, juga sebagai bagian dari masyarakat internasional,” terangnya.
Dalam konteks yang ketiga ini, menurutnya, Islam sudah memberikan semuanya yaitu bagaimana membangun integrasi dengan basis menghormati kedaulatan yang ada di setiap masyarakat. “Pada saat yang sama memberikan apa yang menjadi hak mereka,” tegasnya.
Oleh karena itu, Ryan berharap agar syariat Islam (termasuk di Papua) jangan dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, apalagi dikaitkan dengan isu radikalisme, terorisme dan macam-macam.
“Saya kira justru dengan syariat Islam itulah kita memiliki satu kesempatan untuk banyak melakukan dialog dengan cerdas, menghormati satu sama lain. Menghilangkan berbagai persoalan-persoalan sosial yang mungkin secara sistematis sudah dihancurkan oleh kapitalisme dengan adanya berbagai kesenjangan yang akhirnya malah justru membuat mereka semakin jauh dari keinginan dan harapan untuk bisa bersatu di negeri kita,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun