Mediaumat.news – Merefleksi 100 tahun tragedi runtuhnya khilafah, Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana mengatakan, Khilafah adalah realisasi dari kekuatan global umat Islam untuk menghadapi kekejaman kapitalisme global.
“Khilafah Islam adalah realisasi dari kekuatan global umat Islam yang dapat dengan gagah menghadapi kekejaman kapitalisme global yang rusak dan merusak,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (21/02/2021).
Menurut Budi, tatanan hubungan internasional mengalami perubahan yang sangat drastis pasca runtuhnya khilafah.
Ia menyebut, bahwa seolah-olah ikatan yang menjadi pondasi pendirian negara haruslah ikatan nation, sedangkan ikatan akidah, seolah mendapatkan kritikan tajam karena berlandaskan agama.
Sehingga, kata Budi, gagasan nation state seolah-olah menjadi alasan kuat sebagai pengganti model negara global semacam khilafah state. Akibatnya umat Islam menjadi terpecah belah dengan ikatan nasionalisme. Padahal sebelumnya mereka diikat dengan ikatan akidah islamiah.
Budi memandang, dengan terpecah belahnya dunia Islam, maka Barat leluasa melakukan penguasaan dunia Islam. Satu sama lain diadu domba dengan berbagai konflik. Jadilah berbagai kesengsaraan dialami dunia Islam. Mereka mengalami kondisi yang tidak pernah terbayangkan ketika Khilafah Islam masih ada.
“Tidak ada lagi perisai yang melindungi mereka. Tidak ada lagi pembela. Sebagaimana yang dialami Palestina. juga nasib umat Islam di belahan bumi yang lain,” bebernya.
Budi menegaskan, umat Islam harus menjadi umat yang merealisasikan amanah rahmatan lil alamin. Dan itu bisa terwujud bila umat Islam bersatu dalam satu kekuatan global yang membawa nilai-nilai wahyu ilahi yang akan menciptakan kebaikan bagi umat manusia.
“Dan ini tidak hanya dorongan realitas, namun juga buah dari keyakinan akan risalah ilahi dan bisyarah Rasulullah SAW,” pungkasnya.[] Agung Sumartono