Pengamat: Khilafah Islamiyah Solusi Tuntas Palestina
Mediaumat.id – Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari B.A., IR, M.Si. memaparkan, solusi tuntas untuk konflik di Palestina yang melibatkan entitas penjajah Yahudi di dalamnya adalah dengan tegaknya khilafah islamiah.
“Karena di sini kita berbicara masalah Islam, maka solusinya adalah harus dengan menegakkan khilafah islamiah,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, hal ini juga sebagai solusi paling tepat. Pasalnya, sang khalifah berikut komando jihad fisabilillah yang dipegangnya, bakal mengalahkan bahkan menghilangkan entitas penjajah dari negeri-negeri Muslim, termasuk di bumi Palestina yang merupakan tanah kharajiah.
“Masalah yang ada di Palestina itu tidak akan ada apabila tidak ada Israel,” jelasnya.
Dengan tegaknya khilafah pula, aktivitas jihad akan senantiasa diemban, baik secara struktural maupun institusional. “Itulah yang sebenarnya, benar-benar solutif terhadap masalah yang terjadi di Palestina ini,” tandasnya.
Bantuan Kemanusiaan
Yang juga tak kalah pentingnya selain mengirimkan bantuan militer dalam hal ini jihad fisabilillah atas komando penguasa negeri Muslim saat ini, atau sang khalifah ketika nanti khilafah tegak, adalah mengirimkan bantuan kemanusiaan oleh negara-negara sesama Muslim.
“Memang saat ini, real time, itu yang dibutuhkan,” tegasnya, seputar bantuan yang notabene bersifat sementara sampai digantikan oleh bantuan pemerintah dan lembaga lain dalam jangka panjang.
Tengoklah betapa kolapsnya sistem pelayanan kesehatan, akses kebutuhan air, listrik, hingga internet yang menurut Iranti tak sebaik sebelumnya. Pun fasilitas-fasilitas umum lain seperti gedung sekolah, pun tak luput dari pengeboman oleh entitas penjajah Yahudi.
Bahkan terkait bantuan ini, seharusnya lembaga internasional semacam PBB, mendukung dan memberikan izin agar bantuan-bantuan bisa masuk ke wilayah Gaza.
“Jika memang ada PBB, seharusnya PBB itu mendukung untuk kemudian atau mencari segala cara, bagaimana caranya supaya bantuan-bantuan tersebut bisa masuk ke dalam Gaza dan dimanfaatkan oleh warga Gaza yang menjadi korban kejahatan perang Israel ini,” tandasnya.
Wacana Pemindahan Warga Gaza
Seperti diberitakan sebelumnya, kementerian pemerintah entitas penjajah Yahudi dilaporkan telah menyusun proposal masa perang untuk memindahkan 2,3 juta penduduk Jalur Gaza ke Semenanjung Sinai di Mesir. Rencana ini pertama kali diterbitkan oleh sebuah situs berita lokal Sicha Mekomit.
Tak ayal, kata Iranti menjawab, wacana pemindahan warga Gaza tersebut yang dianggap sebagai solusi penyelesaian konflik, menurutnya tidaklah tepat.
Sebabnya, warga Gaza saat ini sedang melaksanakan kewajiban agama yaitu aktivitas jihad fisabilillah menjaga perbatasan wilayah mereka.
Dengan kata lain, apabila warga Gaza pergi, tak akan ada lagi yang melindungi tanah tersebut dari gempuran serangan entitas penjajah Yahudi. Sementara, dengan masih adanya para mujahid saja seperti saat ini, entitas penjajah Yahudi tetap bisa menyerang.
“Israel itu pasti akan jauh lebih mudah untuk bisa menguasai, untuk bisa semakin mencaplok, mengambil, merampas tanah dari warga kaum muslimin, wa bil khusus lagi yang ada di Gaza itu,” urainya.
Terlebih, penjajahan atas Palestina tidak bisa dilepaskan dari perkara Islam. Sehingga sekali lagi, Iranti menyebut wacana pemindahan warga Gaza adalah solusi yang tidak dapat dibenarkan. “Tentu ini adalah jawaban yang, atau wacana yang sangat keliru,’ pungkasnya.[] Zainul Krian