Pengamat: Kereta Cepat Bukan untuk Kepentingan Rakyat

Mediaumat.id – Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. menilai kondisi keuangan PT. Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) yang makin menipis semakin mengokohkan pendapat sebagian orang bahwa proyek infrastruktur rezim saat ini bukan untuk kepentingan rakyat tapi untuk kepentingan oligarki.

“Ini semakin mengokohkan pendapat sebagian orang yang kritis, yang mengatakan bahwa proyek infrastruktur rezim sekarang bukan untuk kepentingan rakyat tapi untuk kepentingan para oligarki yang ada di sekitar kekuasaan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (9/7/2022).

Bahkan ada yang mengatakan bahwa proyek infrastruktur yang sebagian besar didanai China merupakan jebakan dari Cina untuk menjajah dan menguasai sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Menurutnya, sejak awal proyek kereta api cepat tersebut memang penuh kontroversial, dari mulai AMDAL yang tidak layak, termasuk pemilihan pelaksana proyek.

“Jepang menawarkan 6,1 miliar dollar Amerika dengan dana dari Jepang dan bunga 0,1 persen per tahun, sementara Cina menawarkan 5,5 miliar dolar Amerika dengan utang dari Cina dan bunga mahal 2 persen per tahun,” ungkapnya.

“Tapi kenyataan sekarang sudah menyentuh angka 6,97 miliar dolar Amerika dan belum juga selesai,” tegas Arim.

Bahkan, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) Didiek Hartantyo saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (6/7) menginginkan agar penyertaan modal negara (PMN) segera dicairkan.

Karena itu, Arim melihat proyek tersebut sejak awal tidak layak dari berbagai aspek, namun dipaksakan.

“Tapi proyek ini dipaksakan untuk kepentingan para kapitalis, yang mereka incar bukan hanya fasilitas kereta untuk kepentingan mereka tapi mungkin juga tanah PTPN yang akan mereka jadikan lokasi bisnis dan perumahan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: