Mediaumat.id – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi menilai keberadaan Raja Yordania Abdullah I sejak awal telah didesain oleh Barat untuk memperkuat penjajah Yahudi di Timur Tengah.
“Semua tahu bahwa keberadaan Raja Yordania itu sendiri sejak awal didesain oleh Barat justru untuk memperkuat penjajahan entitas penjajah Yahudi di Timur Tengah,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Ahad (1/1/2023).
Karena itu, menurut Farid, penyataan Raja Yordania yang mengatakan siap menghadapi konflik terbuka jika Israel berani mengubah status Masjidil Aqsha di Yerusalem hanyalah lip service.
“Selama ini alih-alih penguasa Yordania mengirim pasukannya untuk membebaskan Palestina, yang terjadi justru mereka menjadi penghalang bagi keinginan umat untuk membebaskan Palestina dengan jihad fii sabilillah,” ungkapnya.
Ia mengatakan, Jordan dan negara-negara yang berbasis nation state lainnya yang ada di Timur Tengah saat ini merupakan produk kolonialisme dan produk yang diciptakan untuk mempertahankan entitas penjajah Yahudi dan penjajah Barat. Karena itulah, mengapa sampai saat ini penguasa Yordania dan penguasa negeri Islam tidak serius mengusir penjajah Israel dari Palestina.
“Bagaimana mungkin mereka diharapkan untuk kemudian melakukan tindakan yang menghancurkan dari tujuan keberadaan mereka itu sendiri,” tegasnya.
Menurutnya, solusi agar Yahudi hengkang dari Palestina adalah dengan jihad fii sabilillah. Bahasa yang bisa diterima oleh mereka adalah bahasa kekerasan.
Namun persoalannya bagaimana mungkin melakukan jihad fii sabilillah sedangkan negeri-negeri Islam masih dikendalikan oleh penguasa-penguasa yang melayani kepentingan Barat dan dibelenggu oleh konsep nation state.
“Di sinilah relevansinya perjuangan umat Islam untuk kemudian mewujudkan kembali khilafah ala minhajin nubuwwah, yang akan memobilisasi tentara-tentara di negeri-negeri Islam membebaskan Palestina dari entitas penjajah Yahudi dan melawan Amerika dan Barat yang berada di belakang entitas penjajah Yahudi,” pungkasnya.[] Ade Sunandar