Pengamat: Ironis kalau Ada Orang Mati Kelaparan di Papua

Mediaumat.id – Terkait matinya enam orang Papua yang kelaparan, Pengamat Politik Dr. Muhammad Uhaib menilai sangat ironis jika ada orang Papua meninggal karena kelaparan di tengah sumber daya alam yang melimpah.

“Dengan sumber daya alam Papuanya adalah penghasil tambang terbesar di dunia, saya kebetulan pernah ke Tembagapura Papua, saya ada pernah ke Raja Ampat beberapa di Timika itu Gunung emas itu, sangat ironis kalau Papua ini ada orang yang mati kelaparan,” ujarnya dalam diskusi Kelaparan di Papua di Tengah Upaya Pemerintah Membangun IKN, Kamis (10/8/2023) di kanal YouTube PAKTA Channel (Pusat Analisis Kebijakan Strategis).

Jika masyarakat Papua mati karena dibunuh oleh gerakan pengacau keamanan, ungkapnya, itu masuk akal.

“Ini mati kelaparan di tengah parade para elite politik, para pejabat publik, yang merampok uang negara, merampok pajak rakyat di tengah para pemilik kuasa pemilik modal mengakumulasi sumber daya alam kita,” tuturnya.

Wajar saja, lanjut Uhaib, jika Papua dari dulu minta kemerdekaan karena merasa ada pengkhianatan negara terhadap warga Papua yang kaya akan sumber daya alamnya.

Merdeka

Di sisi lain lain, lanjutnya, masyarakat ada yang miskin melarat di sebuah negara yang sudah merdeka memasuki usia 78 tahun.

“Pertanyaan seriusnya adalah sudahkah kita ini merdeka, apa yang kita biasa narasikan terutama keluar dari mulut para pejabat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia atau keadilan sosial itu hanya pada segelintir orang karena memiliki kuasa, memiliki kuasa modal kuasa politik, kuasa ekonomi, ini pertanyaan kita ketika kita bicara soal merdeka,” lanjutnya.

Uhaib juga menyampaikan, memang negeri ini merdeka secara geografi namun sekarang masih dijajah. “Oleh kekuatan investor, oleh kekuatan Cina, oleh oligarki lokal internasional yang mengeksploitasi mengakumulasi sumber daya alam kita di tengah kemiskinan dan kemelaratan warga,” imbuhnya.

Celakanya lagi, bebernya, tanah-tanah rakyat banyak yang dirampas, dirampok. “Dan negara tidak pernah membela warga, aparat keamanan lebih banyak membela kepentingan korporasi dan kepentingan oligarki,” jelasnya.

Artinya, menurut Uhaib, negeri ini belum bisa menghadirkan kemerdekaan kepada rakyat. “Dan menikmati kemerdekaan ini hanya segelintir orang yaitu orang yang dekat dengan kekuasaan yang memiliki relasi kuasa antara penguasa dan pengusaha,” tambahnya.

Musuh

Jadi, lanjutnya, musuh negara ini adalah kemiskinan, kelaparan, ketidakadilan sosial dan juga orang-orang yang memberikan fasilitas untuk musuhi rakyat sendiri. “Adalah sekelompok orang yang difasilitasi oleh negara untuk merampok sumber daya alam ekonomi dengan kekuasaannya,” tegas Uhaib.

Ia juga berpesan jangan terlalu bombastis berbicara soal keadilan sosial negara, jika negara tidak mampu menciptakan kesejahteraan. “Ini sebuah refleksi sebuah gambaran bahwa negara ini sudah nggak becus ngurus Papua di tengah sumber daya alam yang kaya, tambang emas batu bara kita sudah dikuras” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Share artikel ini: