Pengamat Ini Ungkap Alasan Israel Gempur Landasan Pacu Suriah

 Pengamat Ini Ungkap Alasan Israel Gempur Landasan Pacu Suriah

Mediaumat.id – Serangan Israel terhadap Bandara Internasional Damaskus Suriah hingga landasan pacunya tak bisa lagi dipakai Jumat (10/6) lalu dinilai bukan tanpa alasan.

“Dari sudut pandang politik sekuler, sebenarnya serangan Israel tersebut bukan tanpa alasan karena kita mengetahui bahwa Israel itu adalah negara yang memang disokong oleh Barat sehingga siapa yang memusuhi Barat juga akan dimusuhi oleh Israel,” tutur Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari BA.IR, M.Si. kepada Mediaumat.id, Senin (13/6/2022).

Menurutnya, persekutuan yang dilakukan oleh Suriah di bawah rezim Bashar al-assad, meskipun Bashar Assad memiliki catatan hitam terhadap pembunuhan massal terhadap kaum Muslim di Suriah, tapi Bashar Assad mendukung eksistensi Iran dan bersekutu juga dengan Iran dengan yang didominasi oleh Syiah.

“Keberadaan Israel ini sangat kontra dengan Iran karena Iran juga beberapa kali sering sekali melakukan konfrontasi secara militer khususnya dengan Israel. Jadi persekutuan yang dibangun oleh Suriah dengan Iran ini, akhirnya membuat Israel merasa boleh-boleh saja untuk melakukan serangan terhadap Suriah ini,” ungkapnya.

Namun yang akan menjadi masalah, kata Iranti, adalah serangan yang dilakukan atas dasar rivalitas atau perseteruan antara Israel dengan Suriah dan Iran yang bersekutu itu, bukan hanya memakan korban dari kalangan militer atau pihak dari Suriah saja, tapi juga dari warga sipil. “Nah ini yang akan menjadi masalah yang kemudian harus kita soroti bersama,” ujarnya.

Iranti mengatakan, sebenarnya sudah sangat banyak fakta mengenai serangan Israel terhadap Suriah, dalam hal ini fasilitas-fasilitas seperti bandara. Bahkan rumah sakit-rumah sakit juga diserang oleh Israel.

“Yang terbaru menghancurkan landasan pacu di bandara Suriah yang notabene itu adalah landasan pacu terakhir yang bisa beroperasi. Setelah sebelumnya Israel menyerang bandara di Suriah pada bulan April tahun ini. Bahkan Israel juga melakukan serangan kepada Suriah dengan alasan yang sama yakni Suriah itu bersekutu, membangun persahabatan, membangun kemitraan dengan Iran yang memang memusuhi Israel. Sehingga atas dasar hal itu, Israel merasa boleh-boleh saja melakukan serangan yang bahkan menewaskan sembilan orang,” bebernya.

“Kalau kita lihat lagi ke belakang. Perang yang terjadi di Suriah yang bermula tahun 2011, Israel juga pada faktanya ikut dalam koalisi yang dibangun oleh Barat untuk melakukan serangan terhadap pasukan-pasukan yang ada di Suriah,” tuturnya.

Menurutnya, memang perseteruan yang diangkat di media adalah bahwa Israel kontra terhadap Suriah itu karena bersekutu dengan Iran yang Syiah. “Tetapi yang tidak diungkap adalah korban-korban berjatuhan akibat serangan yang dilakukan atas dasar alasan tersebut. Korban-korbannya juga sangat memungkinkan adalah rakyat sipil yang di dalamnya juga pasti ada kaum Muslim,” katanya.

Nasionalisme

Iranti mengungkap, dunia hari ini tidak terlalu mem-blow up masalah ini karena alasan nasionalisme.

“Inilah sebenarnya menjadi membuka tabir bahwasanya masalah nasionalisme yang kemudian menyekat-nyekat kita. Padahal batas-batas itu adalah batas-batas yang semu. Masalah yang terjadi di Suriah bukanlah masalah yang harus kita pikirkan. Masalah yang terjadi atau bahkan mungkin di Palestina juga bukanlah masalah yang harus kita khawatirkan sehingga kita merasa jauh dengan kondisi atau peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita di negeri-negeri Islam di sana,” jelasnya.

Menurutnya, ini yang harus dipahami oleh kaum Muslim, pertama, bahwa sekat-sekat yang dibangun oleh nasionalisme itu telah mengaburkan persaudaraan yang dimiliki oleh kaum Muslim yang tidak mengenal batas, tidak mengenal teritori, tidak mengenal jarak antara benua yang satu dengan benua yang lain.

“Kedua, kalau kita lihat aktor penyerangannya ini siapa? Maka tentu saja Israel. Jangankan menyerang Suriah, dengan menyerang Palestina saja dunia banyak yang masih membela (Israel). Banyak yang masih tidak berani mengambil sikap terhadap diskriminasi yang dilakukan itu, apalagi dengan Suriah yang memang secara lokasi memiliki kedekatan dengan dengan Israel itu sendiri,” ujarnya.

Jadi, kata Iranti, nasionalisme inilah masalah besar yang dihadapi kaum Muslim. “Nasionalisme itu membuat kita menjadi lupa akan siapa saudara yang ternyata membutuhkan perhatian dan juga membutuhkan pertolongan kita,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *