Pengamat: Guyuran Produk Asing ke Indonesia Sudah Lama Sebelum TikTok Shop Naik Daun
Mediaumat.id- Menanggapi protes pemerintah Indonesia terhadap fitur Project S (fitur terbaru dari TikTok Shop) karena mengancam UMKM, Pengamat Media Sosial Pompy Syaeful mengatakan sebelum guyuran Project S, produk-produk asing sudah lama masuk Indonesia.
“Guyuran produk-produk asing ke Indonesia sudah terjadi sejak lama sebelum TikTok Shop menjadi sosial media yang naik daun di Indonesia,” tuturnya di Kabar Petang: Loh TikTok Shop Ancam UMKM Indonesia? melalui kanal YouTube Khilafah News, Selasa (18/7/2023).
Ia mencontohkan, di marketplace Shopee, UMKM terjun bersaing langsung dengan produk-produk asing yang dikirim dari Cina.
“Jadi toko-toko Cina sudah membuat marketplace di Shopee sehingga ketika kita searching di Shopee banyak sekali menemukan produk yang dikirim langsung dari Cina,” bebernya.
Produk kerudung misalnya, ini membuat geleng-geleng kepala UMKM lokal karena harganya di bawah 10 ribu. “Harganya bahkan tidak masuk akal bagi UMKM di sini. Artinya, secara HPP (harga pokok penjualan) saja tidak bisa menyaingi. Dan itu langsung dikirim dari Cina, gratis lagi,” herannya.
Hal itu lanjutnya, membuat UMKM lokal kalah telak bersaing dengan produk Cina. Bahkan menurut Pompy sejak 2017 sebagian besar marketplace yang ada di Indonesia sudah dikuasai investor Cina.
“Tencent menguasai Shopee dan Gojek, Alibaba grup menguasai Lazada. Artinya mayoritas marketplace itu milik Cina,” ujarnya.
Penguasaan marketplace oleh Cina, ucapnya, berarti Cina menguasai bigdata, dan menguasai behavior (perilaku-perilaku) pembeli di Indonesia.
“Dengan mudah mereka tahu bahwa hari ini produk apa yang paling laku di Indonesia, pengirimannya dari mana, berpusat di daerah mana saja, pembeli terbanyak itu di mana. Habis beli ini, beli apa dan sebagainya, sehingga mereka bisa memprediksi produk apa yang akan laku,” urainya.
Menurut Pompy, data-data seperti itu di era revolusi industri 4.0 sangat mahal dan menjadi rebutan, karena negara yang menguasai akan dengan mudah mengatur produksi.
Di samping itu, lanjutnya, baik Lazada atau Shopee memiliki banyak jaringan gudang di berbagai tempat yang memudahkan pengiriman gratis.
“Dan yang paling utama, pengiriman ini terbantu dengan adanya proyek infrastruktur di Indonesia yang menghubungkan antar gudang mereka, infrastruktur ini pembangunannya juga oleh Cina,” bebernya.
Dalam penilaian Pompy, TikTok melakukan terobosan sangat telak dengan menggabungkan media sosial dengan marketplace dalam satu aplikasi.
“Artinya kita bisa bersosial media sekalian belanja dalam satu langkah. Saya kira nanti semua platform akan seperti itu,” tandasnya.
Dari fakta-fakta di atas, Pompy lalu berkesimpulan, sudah lama terjadi penjajahan ekonomi di Indonesia melalui data yang dikuasai asing.
“Tahun 2019 saja hanya sekitar 5-6 persen produk lokal di marketplace. Hampir 90 persen produk di marketplace itu produk Cina. Kita ini sebenarnya sedang menyerahkan leher kita ke asing,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun