Mediaumat.news – Menanggapi kekhawatiran Cina tentang gelembung industri keuangan dunia akan pecah, Pengamat Ekonomi Arim Nasim mengatakan, fenomena economic bubble (gelembung ekonomi) adalah sesuatu yang pasti ada dalam sistem ekonomi kapitalis dan menyebabkan krisis. “Fenomena economic bubble sesuatu yang pasti ada dalam sistem ekonomi kapitalis, yang menyebabkan krisis,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Senin (8/3/2021).
Menurut Arim, economic bubble adalah suatu perdagangan dalam volume besar yang harga barang atau benda itu terjadi perbedaan antara nilai nominal dan nilai intrinsiknya. Economic bubble terjadi terutama di sektor ekonomi non riil maupun sektor riil yang berhubungan erat dengan sektor non riil.
Ia menyebut, sistem ekonomi non riil yang muncul dalam sistem ekonomi kapitalis ini adalah penyebab utama terjadinya bubble, yaitu menjadikan uang sebagai komoditas seperti transaksi yang terjadi di pasar modal dan lembaga keuangan ribawi.
Menurutnya, economic bubble juga bisa dipicu oleh sektor riil terutama pada harga aset dan properti yang harganya meningkat tajam sehingga harganya sangat fantastis dan tidak rasional.
“Ini yang sekarang sedang terjadi, meroketnya perdagangan bursa saham di New York, Wall Street,” bebernya.
Ia menilai, economic bubble ini bisa menimpa semua negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis, dan paling terasa adalah negara yang paling dominan ekonomi non riilnya dibandingkan dengan ekonomi riilnya sebab sistem ekonomi kapitalis memiliki cacat bawaan secara internal.
Dan terakhir, kata Arim, ekonomi kapitalis pasti akan menghasilkan krisis karena ada perbedaan antara nilai nominal dan intrinsik yaitu: riba sebagai pondasi ekonomi, sistem moneter yang tidak berbasis emas dan perak, transaksi di pasar modal atau bursa efek, dan kebebasan hak milik yang menyebabkan barang-barang milik umum seperti air dan bahan tambang menjadi mahal.[] Agung Sumartono