Mediaumat.info – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. mengatakan, dibutuhkan intervensi eksternal untuk menyelesaikan perang saudara di Myanmar.
“Bagaimana solusinya? Intervensi eksternal. Intervensi eksternal ini banyak dilakukan di bawah PBB, seperti di Lybia saat terjadi Arab Spring yang diintervensi oleh koalisi Barat sehingga berhasil meruntuhkan Muammar Khadafi,” tuturnya di Kabar Petang: Siapa Pemenang Perang Saudara di Myanmar? melalui kanal YouTube Khilafah News, Selasa (13/8/2024).
Ia memberi alasan kenapa harus intervensi eksternal. “Sebenarnya kelompok-kelompok yang berperang bisa melakukan rekonsiliasi nasional, melakukan pertemuan-pertemuan, dan bersepakat untuk membangun kembali negara yang tercerai berai,” jelasnya.
Hanya saja Hasbi pesimis dengan cara rekonsiliasi nasional ini, karena karakter junta militer Myanmar yang sangat represif, korup, dominan dalam perekonomian, kecil kemungkinan mau berbagi kekuasaan dengan oposisinya.
Hasbi juga pesimis dalam konteks hari ini intervensi eksternal bisa dilakukan di Myanmar. Ia beralasan, sistem dunia yang ada hari ini bersifat pragmatis.
Ia mencontohkan, PBB misalnya, tidak punya kendali selain keputusan dari negara-negara besar, maka intervensi eksternal di Myanmar belum ada tanda-tanda sampai saat ini.
“Saya kira ini kritik terhadap sistem internasional sekarang yang milih-milih terhadap isu kemanusiaan. Kalau tidak sejalan dengan kepentingan mereka atau kalau mereka tidak mendapatkan kepentingan yang lebih besar di situ, mereka tidak akan terlibat,” kritiknya.
Ia melanjutkan, tetapi kalau sejalan dengan kepentingan mereka seperti di Palestina mereka malah ikut mendukung para pembantai.
“Intervensi eksternal sekarang ini justru membuat peperangan horizontal di berbagai dunia tidak bisa menyelesaikan masalah dalam membangun politik negara tersebut menjadi lebih baik,” kritiknya.
Dominasi negara-negara besar yang ada saat ini dinilai Hasbi tidak bisa diharapkan karena pragmatisme mereka dan bahkan sebagian besar malah menjadi dalang dari kerusakan-kerusakan tersebut.
“Cina, Rusia, punya hubungan baik dengan junta militer. Amerika Serikat bersama Isr4el pelaku genosida,” ujarnya mencontohkan.
Hasbi lalu menekankan pentingnya literasi politik bagi umat Islam dan penting memahami sejarah bahwa umat Islam punya konsep jihad dan futuhat.
“Jihad, futuhat, itu intervensi militer untuk menciptakan keadilan dan mencegah kemungkaran di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat