Penembakan Sekolah di Pedesaan Oxford, Cerminan Negara Teroris Amerika
Mediaumat.id – Penembakan maut yang terjadi di sebuah sekolah di pedesaan Oxford, Michigan, Amerika Serikat dan menewaskan 3 siswa serta melukai 6 lainnya, dinilai Direktur on Forum Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi sebagai cerminan dari negara teroris Amerika.
“Kekerasan masyarakat yang terjadi di Amerika itu cerminan dari negara teroris Amerika,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (1/12/2021).
Menurutnya, terjadinya kembali penembakan di sebuah sekolah di Amerika bahkan di pedesaan, ini menunjukkan problem kekerasan di Amerika itu bukan merupakan problem individu atau kelompok, tetapi ini sudah merupakan problem masyarakat.
“Mencerminkan bahwa masyarakat Amerika itu adalah masyarakat kekerasan. Kenapa masyarakat Amerika menjadi masyarakat kekerasan? Karena Amerika sebagai negara yang berbasis pada ideologi kapitalisme telah menjadi penguasa dunia dengan berbagai kekerasan yang dia lakukan,” bebernya.
Lebih lanjut, kata Farid, kekerasan di Amerika itu adalah buah dari terorisme negara yang dilakukan oleh Amerika di berbagai kawasan dunia. “Kalau negara Amerika melegalkan tindakan kekerasannya terhadap negara lain, yakni membunuh, membantai, dengan alasan perang melawan terorisme yang kabur, bahkan melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil, ini akan menjadi semacam frame yang sama, yang juga diadopsi oleh masyarakat Amerika sehingga kekerasan itu tumbuh subur,” terangnya.
Menurut Farid, agar kekerasan di tengah masyarakat Amerika itu berhenti, maka Amerika harus menghentikan kekerasan negaranya terhadap kawasan-kawasan lain di dunia, termasuk di negeri-negeri Islam. “Karena budaya kekerasan yang ada pada masyarakat Amerika tidak bisa dilepaskan dari terorisme negara yang dilakukan oleh Amerika Serikat,” tegasnya.
Selain ini, menurutnya, kekerasan masyarakat di Amerika juga tidak lepas dari masalah pengaturan senjata. “Amerika termasuk negara yang sangat liberal terkait dengan penggunaan senjata. Bahkan penggunaan senjata itu dianggap ekspresi bagian dari kebebasan yang didengung-dengungkan oleh Amerika. Ini tidak bisa dilepaskan dari buah ekspresi kebebasan Amerika,” ujarnya.
“Di Amerika, hampir saja pernah dibuat UU yang melarang atau membatasi penggunaan senjata, namun justru itu dikecam oleh banyak pihak. Karena memang budaya koboy ini adalah budaya yang sudah lama ada di Amerika. Bagaimana membunuh itu dianggap sebagai hal yang biasa,” tambahnya.
Di sisi lain, menurut Farid, ini menunjukkan bahwa kapitalisme yang diusung oleh Amerika itu tidak bisa dijadikan model untuk negara-negara lain di dunia. “Singkatnya, di negara Amerika Serikat saja ketika mereka menerapkan kapitalisme, sekularisme dan liberalisme, mereka diliputi oleh berbagai persoalan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia heran, bagaimana mungkin kemudian negeri-negeri Islam mau merujuk kepada Amerika? “Seharusnya negeri-negeri Islam kembali kepada penegakan syariat Islam. Inilah yang menjadi solusi bagi umat Islam di negeri Islam dan menjadi solusi bagi dunia,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it