Penembakan Massal Berulang, Ada yang Tidak Beres dengan Peradaban AS

 Penembakan Massal Berulang, Ada yang Tidak Beres dengan Peradaban AS

Mediaumat.id – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi, S.I.P. memandang penembakan massal di Amerika Serikat (AS) yang terus berulang, menunjukkan ada yang tidak beres dengan peradaban di sana.

“Penembakan massal di Amerika Serikat yang terus berulang dan berulang ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dari peradaban Amerika,” terangnya kepada Mediaumat.id, Ahad (15/5/2022).

Artinya, dasar peradaban AS adalah kapitalisme yang memang dibangun hanya untuk kepentingan para kapitalis atau pemilik modal.

“Kapitalisme itu sesungguhnya merupakan ideologi yang dibangun, yang dibuat, diciptakan untuk kepentingan para pemilik modal yang berdasarkan asas kemanfaatan,” urainya.

Dampaknya, sambung Farid, tidak lagi memedulikan baik dan buruk. Termasuk menghalalkan segala cara, berikut penyebaran kapitalisme hampir ke seluruh penjuru dunia yang dilakukan dengan kekerasan.

Hal itu ia sampaikan sebagai respons terhadap penembakan massal yang terjadi di salah satu pasar swalayan Tops Friendly Market, New York, AS, pada Sabtu (14/5) waktu setempat.

Meski dikabarkan pelaku sudah tertangkap, sebagaimana pernyataan Kepolisian Buffalo, New York, namun setidaknya terdapat 10 orang tewas dalam kejadian mengerikan itu.

Melansir pula pemberitaan tempo.co (15/5) yang mengabarkan, Stephen Belongia, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan Buffalo FBI, mengatakan dalam konferensi pers bahwa penembakan itu sedang diselidiki sebagai kejahatan rasial.

Namun tetap saja, kata Farid, tindakan itu tidak bisa dilepaskan dari karakter AS yang selalu menebarkan teror ke segala penjuru dunia.

“Amerika adalah negara teror yang menebarkan terorisme di segala penjuru dunia, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap kaum Muslim di Suriah, di Irak, di Afghanistan,” tegasnya.

Bahkan sebelum itu, penembakan serupa juga terjadi pada Selasa (12/4). Seorang pria yang diketahui bernama James, melepaskan tembakan secara membabi buta di dalam kereta bawah tanah New York.

Sebelum tertangkap, James ternyata sudah sembilan kali ditangkap di New York sejak 1992 hingga 1998. Ia pernah didakwa terkait kepemilikan senjata, perampokan, hingga pelecehan seksual.

Tak pelak, apa yang terjadi di sana dalam hal ini penembakan massal yang selalu berulang, menurut Farid adalah cerminan dari terorisme AS. “Apa yang terjadi di Amerika, cerminan dari terorisme Amerika Serikat sendiri,” tukasnya.

Lantas sebagai kaum Muslim, kata Farid, semestinya umat Islam bisa mengambil pelajaran dari itu semua, yakni sekaranglah saatnya Islam menjadi pilihan bagi dunia.

Sebab sekali lagi, yang terjadi di AS membuktikan kegagalan peradaban kapitalisme. Sehingga pilihannya hanya kembali kepada Islam.

Namun demikian, sambung Farid, tidak lantas kemudian Islam tampak sebagai agama rahmatan lil alamin kecuali diterapkan secara totalitas di seluruh aspek kehidupan. “Dan itu tidak mungkin tanpa adanya institusi politik khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *