Peneliti Sejarah: Hubungan Khilafah dan Nusantara Sudah Baku, Tidak Bisa Diperdebatkan Lagi

Mediaumat.news – Terkait jejak khilafah di Nusantara, Peneliti Sejarah Islam Septian AW mengatakan hubungan khilafah dan Nusantara sudah baku bagi sejarah Indonesia dan tidak bisa diperdebatkan lagi.

“Jadi, soal hubungan khilafah dan Nusantara itu adalah soal yang baku bagi sejarah Indonesia. Mengapa disebut soalan yang baku? Artinya, adalah soal yang tidak bisa diperdebatkan lagi,” ujarnya dalam acara Kabar Malam, Sabtu (20/02/2021) di kanal YouTube News Khilafah Channel.

Septian menyebut, ada dua hal terkait keniscayaan bahwa khilafah ini memiliki hubungan dengan Nusantara atau Nusantara memiliki hubungan dengan khilafah.

Pertama, adanya argumen yang kuat bahwa wilayah Nusantara ini sudah menjadi wilayah jalur perdagangan internasional sejak awal abad Masehi. Jadi semua bangsa saat awal-awal Masehi atau pada saat Islam datang sudah banyak yang menyinggahi Nusantara. Sehingga wilayah Nusantara ini adalah wilayah yang mendapatkan pengaruh-pengaruh dari peradaban-peradaban selain Nusantara. Di antaranya peradaban India yang memunculkan peradaban Hindu-Budha di Indonesia, peradaban Eropa yang memunculkan komunisme di Indonesia, termasuk juga khilafah.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa khilafah juga akan memberikan pengaruh di Indonesia,” ucapnya.

Kedua, teori bahwa sejak masa lalu antar bangsa-bangsa di seluruh dunia ini sudah terkoneksikan. Artinya, khilafah termasuk juga salah satu yang mengkoneksikan diri kepada bangsa-bangsa di dunia termasuk ke wilayah Indonesia.

“Nah dari sinilah ini tidak bisa diperdebatkan lagi, tidak bisa digugat, tidak bisa dianulir dan apa-apa bahwasanya khilafah itu pasti memiliki hubungan dengan Nusantara, atau Nusantara memiliki hubungan dengan khilafah,” ungkapnya.

Terkait seperti apa hubungan tersebut dan sejauh apa hubungan tersebut, Septian mengatakan, ini harus ditelusuri berdasarkan bukti-bukti sejarah atau fakta-fakta sejarah yang nyata atau valid.

Ia menyatakan, khilafah termasuk Kekhilafahan Turki Utsmani juga memiliki hubungan, pengaruh, dan nilai positif bagi peradaban di Indonesia, salah satunya membantu penyebaran Islam di Nusantara.

“Jadi, ini adalah sesuatu yang riil dalam pembahasan sejarah-sejarah,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: