Peneliti INDEF: Kemiskinan Terjadi Akibat Distribusi Ekonomi yang Tidak Merata
Mediaumat.news – Menanggapi angka kemiskinan yang diumumkan BPS kembali naik, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dr. M. Rizal Taufikurrahman mengatakan kemiskinan terjadi akibat distribusi ekonomi tidak merata.
“Kalau kita bicara kemiskinan ya, itu menandakan bahwa aktivitas ekonomi selama ini justru tidak memberikan distribusi kesejahteraan yang merata,” ujarnya dalam acara Kabar Malam, Selasa (16/02/2021) di kanal YouTube News Khilafah Channel.
Menurut Rizal, kalau angka kemiskinan ini masih ada apalagi meningkat, artinya kebijakan ekonomi di tengah pandemi saat ini tidak mampu mendorong masyarakat untuk mengonsumsi kebutuhan dasar baik pangan maupun non pangan.
Rizal memandang, kemiskinan ini menandakan bahwa masyarakat tidak bisa menikmati kue ekonomi melalui aksesibilitas lapangan kerja. Sebab salah satu indikator orang disebut miskin adalah tidak bisa mengakses pasar kerja.
“Ini tanggung jawab pemerintah yang harus memfasilitasi agar lapangan kerja itu bisa diakses minimal oleh orang miskin dulu,” ucapnya.
Ia menilai, dengan kebijakan ekonomi saat ini banyak masyarakat yang justru termiskinkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga perlu dilihat keefektifan dari kebijakan ini. Rizal mencontohkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kenyataannya secara riil hanya terserap anggaran 83 persen dari 700 triliun.
“Dan ini menandakan kebijakan ini tidak efektif, tidak mampu menyerap pasar kerja, kan begitu. Tidak hanya PEN tapi ada juga kebijakan-kebijakan reguler yang mestinya mampu menjadi suporting dari kebijakan PEN,” bebernya.
Rizal menyebut, yang paling terasa pertumbuhan kemiskinannya itu di perkotaan, berarti justru yang paling terdampak pandemi itu adalah orang kota. Karena mereka biasa bekerja tiba-tiba di PHK, maka otomatis termiskinkan.
Ia mengatakan, intervensi pemerintah melalui kebijakan ini agar dampak yang ditimbulkan akibat pandemi dan permasalahan transformasi ekonomi yang ada di Indonesia saat ini ternyata masih belum memberikan hasil sesuai apa yang diharapkan.
“Dan tidak hanya kondisi pandemi saya kira, kalau kemudian kita salahkan terus pandemi kan tidak ada ujungnya,” pungkasnya.[] Agung Sumartono