Peneliti INDEF: Indonesia Resmi Masuki Resesi, Ini Bahayanya!

Mediaumat.news – Indonesia resmi masuki resesi ekonomi, M. Rizal Taufiqurrahman, Peneliti INDEF sebut Indonesia sudah masuk ke jurang dan sampaikan bahaya efek domino yang terjadi.

“BPS sudah merilis per 5 November bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal 3 minus 3,49, maka itu menunjukkan kita tidak lagi di pinggir jurang, tapi sudah masuk. Bahayanya adalah akan terjadinya penurunan produktivitas pada lapangan usaha atau pekerjaan yang nyatanya saat ini justru lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja tinggi jatuh semua. Dan ini tentu akan menambah kesulitan dalam memperbaiki penyerapan tenaga kerja,” ujarnya pada acara Kabar Malam & Kajian Online “Perang Badar” di akun Youtube Khilafah Channel pada Kamis, (5/11/2020).

Dengan terjadinya penurunan produktivitas lapangan usaha, maka selanjutnya, tutur Rizal yang terkena dampak paling besar adalah para karyawan dan buruh. Karena, akan terjadi banyak PHK.

“Salah satu yang paling dan akan terjadi adalah banyaknya terjadi PHK. Bahkan BPS mencatat yang terkena dampak paling besar adalah karyawan dan buruh. Dan cukup besar, hampir 2,8 juta orang”

Efek selanjutnya, menurut Rizal, dengan banyaknya PHK, sudah bisa dipastikan bahwa hal ini akan menambah jumlah orang miskin yang baru. Sehingga, terdapat masalah baru dalam memperbaiki ekonomi.

“Tentu ini akan menambah jumlah orang miskin. Dan ini menjadi masalah baru dalam memperbaiki ekonomi. Oleh karena itu, sangat mengkhawatirkan, jika kebijakan ekonomi terutama kebijakan percepatan ekonomi kita masih kurang greget. Bahkan serapannya baru 51% dari total 99 Triliun”

Kemudian, karena pendapatan masyarakat turun, maka daya belinya juga akan turun. Hal ini, bisa mengakibatkan adanya migrasi dari kota ke desa. Padahal, belum tentu di desa ada lapangan pekerjaan yang lebih layak. Bahkan, bisa terjadi deflasi.

“Ini akan mendorong tidak hanya inflasi, tapi daya beli juga turun. Karena pendapatan masyarakat akan turun karena terjadinya PHK. Dan ini menyebabkan migrasi dari perkotaan ke pedesaan. Padahal, di sana tidak banyak lapangan kerja. Yang lebih khawatir lagi terjadi deflasi. Ini menunjukkan triwulan tiga ini penentu pertumbuhan ekonomi ke depan. Kalau triwulan 3 fix resesi, maka dimungkinkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 negatif dan itu berat sekali”

Namun yang disayangkan, justru kebijakan pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat tidak efektif.

“Namun, kebijakan pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat tidak efektif. Justru, yang efektif adalah dimungkinkan insentif UMKM” []Billah

Share artikel ini: