Penarikan Diri Amerika dari Perjanjian Rudal dengan Russia

Soal:

Kementerian luar negeri Amerika secara resmi pada awal bulan ini (Februari 2019) mengumumkan penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian pembatasan rudal jarak menengah dan jarak pendek yang ditandatangani dengan Russia pada tahun 1987 M. Lalu sejauh mana dimensi penarikan diri Amerika ini? Apakah Russia melanggar perjanjian tersebut secara riil, ataukah di situ hanya dalih Amerika untuk menarik diri? Jika Russia tidak melanggar perjanjian tersebut lalu apa tujuan Amerika dari penarikan diri itu dan kenapa menarik diri? Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.

 

Jawab:

Supaya jawabannya menjadi jelas, kami paparkan perkara-perkara berikut:

Pertama: Benar “Menteri luar negeri Amerika Mike Pompeo pada Jumat mengumumkan, Amerika menangguhkan keterikatannya kepada perjanjian pelarangan rudal jarak pendek dan jarak menengah dengan Russia. Pompeo mengatakan, “kami akan menyampaikan pemberitahuan resmi kepada Russia atas penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian tersebut dalam enam bulan”. Dia menegaskan bahwa  “Amerika akan menangguhkan keterikatannya terhadap perjanjian kekuatan nuklir jarak menengak sejak Sabtu besok”. Dia mengancam bahwa “jika Russia tidak kembali terikat dengan perjanjian tersebut maka pelaksanaan perjanjian tersebut akan berakhir” (Araby 21, 1/2/2019).  Pengumuman Amerika ini sudah diprediksi setelah Amerika Serikat mulai mengungkit keraguan-keraguan sejak beberapa bulan sebelumnya seputar keterikatan Russia terhadap perjanjian yang disebut INF. “Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan Russia terus membuat senjata “sementara hal itu dilarang bagi kami”… (BBC, 21/10/2018). Setelah pengumuman resmi penarikan diri Amerika, Russia merespon dengan respon serupa. “Lafrov dalam keterangan pers singkat di ‘Asyaqabad mengatakan, “presiden Vladimir Putin menentukan sikap kami dan intinya bahwa kami akan merespon dalam bentuk yang sama persis”. Dia menambahkan, “Amerika menangguhkan keterikatan mereka terhadap perjanjian. Dan kami lakukan hal serupa pada akhir jangka waktu enam bulan –yang dinyatakan di dalam perjanjian-.  Hasil dari memo resmi Amerika tentang penarikan diri Washington, kami akan mengakhiri pemberlakuannya” dari pihak kami “ (RT, 6/2/2019). Dengan ini menjadi jelas bahwa Amerika Serikat melakukan penarikan diri secara riil dari perjanjian tersebut, sampai sebelum berakhirnya enam bulan. Amerika mengumumkan akan memulai penelitian dan program rudal yang dilarang menurut perjanjian tersebut…

Kedua: adapun sebab penarikan diri Amerika Serikat adalah apa yang diumumkan oleh Amerika bahwa Russia membuat rudal m729 yang telah melanggar perjanjian tersebut. Ini tidak benar dan dijauhkan kemungkinannya. Russia mengumumkan bahwa rudalnya memiliki jangkauan 480 kilometer, artinya di bawah 500 km yang dilarang oleh perjanjian tersebut. Sebab perjanjian itu menyatakan atas pelarangan rudal jarak pendek dengan jangkauan 500 -1.000 km dan rudal jarak menengah dengan jangkauan 1.000 – 5.500 km.  Rudal-rudal Russia adalah rudal jarak pendek, dan demikian juga rudal jarak menengah, tidak mengancam wilayah Amerika secara langsung. Tetapi dahulu Uni Soviet yang dikelilingi oleh banyak musuh, dahulu membuat sejumlah besar rudal ini yang menyasar secara khusus Eropa barat. Ketika Amerika menginstal rudal Persing dan Cruz pada dekade 80-an abad lalu, Uni Soviet merespon dengan menginstal rudal S-20 jarak menengah. Eropa telah menjadi medan yang lebih banyak kemungkinannya untuk perang nuklir antara Amerika dan Uni Soviet pada dekade 80-an. Oleh karena itu, Eropa mengalami kepanikan dan menekan demi tercapainya perjanjian pembatasan rudal jarak menengah.

Ketiga: memperhatikan langkah Amerika itu dan waktunya, dapat dipahami bahaya politik Amerika itu. Dari satu aspek, Amerika meningkatkan keterkaitan Eropa Barat secara keamanan dengan Amerika. Amerika menjadikan nasib benua ropa tergadai di tangan Washington. Dari aspek kedua, Amerika memandang langkah-langkah Gorbachef untuk perlucutan senjata sejak awal dekade 80-an. Ketika perundingan-perundingan perlucutan senjata di antara keduanya telah matang dan perjanjian itu ditandatangani, Amerika secara khusus menjadikan perjanjian itu pada rudal jarak pendek dan jarak menengah, agar menjadi kerugian besar bagi Uni Soviet yang menghancurkan 1.800 rudal nuklir yang dibiayai dari hartanya, pada waktu di mana Amerika hanya menghancurkan 800 rudal saja, artinya kurang dari setengah jumlah rudal yang dihancurkan oleh Moskow. “Hingga Mei 1991, kedua pihak mengumumkan telah dihancurkannya lebih dari 2.600 rudal sebagai implementasi untuk perjanjian itu, Russia menghancurkan sekira 1.800 rudal …” (al-Jazeera.net, 2/2/2019).  Artinya, pelaksanaan perjanjian untuk penghancuran rudal itu telah berakhir tahun 1991, dan tetap ada komitmen terhadap perjanjian tersebut yakni menahan diri dari produksi rudal nuklir yang serupa …

Keempat: dengan memperhatikan strategi Amerika yang dijalankan oleh pemerintahan Trump dan sebelumnya secara parsial oleh pemerintahan Obama, dapat dipahami bahwa perkembangan global mengharuskan Washington meninjau kembali secara total politik Amerika… Dan isu-isu mendalam yang diperhatikan bahwa strategi Amerika yang ditargetkan didiselesaikan adalah:

1- Perekonomian Amerika: Amerika melihat bahwa perekonomiannya dengan anggapan sebagai salah satu pilar kebesarannya secara internasional telah terinfeksi virus internasional… Meski demikian, bisa diperhatikan bahwa Eropa kuat secara ekonomi sebab tidak membelanjakan pada tingkat yang cukup atas keamanan dikarenakan Eropa yakin dengan payung keamanan Amerika … Dari aspek yang tidak kalah penting, kebangkitan China terjadi sangat cepat. China membangun perekonomian kelas satu hanya dalam jangka waktu dua dekade saja. China membangun institusi-institusi moneter seperti Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank – AIIB) yang mengancam posisi institusi internasional yang dibangun oleh Amerika seperti Bank Dunia… Fakta-fakta dan perubahan-perubahan perekonomian internasional telah membuat Amerika ragu atas masa depan perekonomiannya sebagai pilar mendasar hegemoni internasionalnya. Oleh karena itu, Amerika mulai memfokuskan pada kebesaran militernya. Yakni terungkap dari cengkeraman rudal dan nuklirnya untuk menakuti negara-negara pesaing. Amerika pada masa Trump tidak lagi menyembunyikan tujuan-tujuannya. Presiden Amerika mengatakan, “bahwa negaranya akan meningkatkan kemampuan nuklirnya sampai “pihak lain kembali ke akal sehat mereka” (al-Yawm as-Sabi’, 6/11/2018).

2- Tren Eropa melawan Amerika: presiden Perancis Macron menyerukan pembentukan pasukan Eropa untuk menghadapi ancaman-ancaman Rusia, China bahkan Amerika. Trump pun merasa aneh, bagaimana mungkin Eropa berpikir bahwa Amerika menjadi ancaman bagi keamanan Eropa padahal Amerika lah yang menaungi Eropa dan menjaga keamanannya serta membelanjakan dana demi keamanan Eropa… Sebagaimana Eropa meentang Amerika dalam banyak topik seperti perjanjian iklim, perang Amerika terhadap Irak, konflik memperebutkan pengaruh kuat di wilayah arab, islami dan Afrika. Bahkan ropa bekerjasama secara besar dengan China… Karena semua itu, Amerika ingin agar ancaman Russia bisa mengembalikan akal sehat Eropa. Jadi penarikan diri Amerika dari perjanjian dengan Russia akan memaksa Russia bertolak dalam pembuatan rudal. Berikutnya hal itu mengembalikan lagi ancaman nuklir Russia menjadi sangat membebani Eropa yang lebih dekat ke Russia di mana perjanjian itu menghentikan persaingan nuklir di wilayah Eropa. Dan itulah yang diungkapkan oleh menteri luar negeri Jerman, Haiku Mas. “Dalam keterangan yang dikutip oleh kantor berita Reuters bahwa selama 30 tahun, perjanjian tersebut mrupakan pilar mendasar bagi keamanan Eropa”… (Sputnik Russia, 21/01/2019).  Sebelumnya Haiku Mas mengatakan kepada kantor berita Jerman, “bahwa negaranya akan menentang dengan kuat pergerakan apapun untuk menyebarkan rudal nuklir baru jarak menengah di Eropa… Kantor berita mengutip dari Haiku Mas dalam wawancara yang dilansir pada Rabu, “Eropa harus menjadi tidak berada di bawah situasi medan diskusi untuk mempersenjatai kembali …” (al-Wafaq on line, 28/12/2018). Presiden Perancis Emanuel Macron sebelum itu telah mengatakan, “penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian pembatasan rudal jarak menengah dan jarak pendek akan menjerumuskan keamanan Eropa ke dalam bahaya” Macron menambahkan dalam pembicaraannya kepada Eropa 1 Perancis, pada hari Selasa, “ketika saya melihat bahwa presiden Trump mengumumkan sejak beberapa minggu, penarikan diri Amerika dari perjanjian penting untuk perlucutan senjata, lalu siapa yang akan menjadi korban utama …” (al-Yawm as-Sabi’, 6/11/2018).

3- Politik Russia dan tekanan Amerika terhadap Russia: setelah Trump memegang tampuk pemerintahan di Amerika, hampir-hampir tidak berlalu satu bulan pun tanpa peningkatan tekanan Amerika terhadap Russia, mulai dari sanksi-sanksi, makin dekatnya bangunan militer NATO dari perbatasan Russia, penggabungan negara baru dalam NATO (Macedonia), penjerumusan Russia di Suria, perlambatan dalam bantuan terhadap Russia berupa jalan keluar dari dilemanya, pembangunan instalasi rudal pencegat rudal di perbatasan sebelah timur Russia (di Korea Selatan). Dan tekanan terakhir Amerika terhadap Russia adalah dihidupkannya kembali klaim Jepang atas pulau Kuril dan krisis hubungan Russia-Jepang… Sesuatu yang membuat Amerika berani terahdap Russia adalah sikap Russia yang memenuhi permintaan Amerika di Suria. Amerika ingin mengalihkan pelayanan Russia secara internasional ke perimeter China.  Russia sendiri memahami dengan jelas politik ini. Sebab menteri luar negeri Russia secara gamblang mengatakan hal itu. “Menteri luar negeri Russia Sergey Lafrov mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mungkin mengubah Russia menjadi alat untuk kepentingan-kepentingan Aemrika dan menghadapi China… Lafrov mengatakan, “mereka bekerja terhadap setan kami demi memaksakan kedisiplinan terhadap Eropa dan memperkuat simpul NATO. Juga sebagai contoh, mereka sekarang mendiskusikan dengan serius bagaimana memanfaatkan Russia menentang China untuk kemenangan mereka… sebagai ambisi mereka dalam menjadikan kami sebagai alat demi melayani kepentingan Ameriak Serikat” (RT, 24/12/2018).  Jadi, Russia setelah Amerika berhasil melibatkan Russia di Suria demi melayani kepentingan-kepentingan Amerika, Russia mengalami tekanan-tekanan besar untuk menariknya menentang China. Ini adalah grand strategi dalam politik baru Amerika terhadap orientasi Russia… Jadi penarikan diri Amerika dari perjanjian rudal jarak menengah dan jarak pendek dengan Russia maka hal itu meningkatkan tekanan terhadap Russia dari satu sisi. Dan dari sisi yang lain, Amerika bekerja untuk membuat tegang hubungan Russia China: Adapun peningkatan tekanan terahdap Russia, maka itu dengan jalan mendorong Russia ke perlombaan senjata baru yang tidak mampu ditanggung oleh perekonomian Russia. Sergey Ryabkov wakil menteri luar negeri Russia mengatakan “kami tidak ingin terlibat dalam perlombaan senjata dengan Amerika Serikat sementara Amerika Serikat menarik kami ke hal itu…” (Kanal RT arabic, 7/2/2019)…  Adapun Peningkatan ketegangan hubungan Russia dengan China maka paksaan Amerika terhadap Russia utnuk terjun dalam perlombaan senjata dalam hal senjata strategis jarak menengah dan pendek akan menciptakan kecurigaan besar pada Chiina yang berbatasan dengan Russia. Sebab seluruh wilayah China jadi berada dalam jangkauan rudal yang dahulu telah diakhiri oleh Russia pada tahun 1991. Berikutnya, perkara ini mencitakan ketegangan antara China dan Russia.

4- Kebangkitan besar China dan hal yang mengharuskan Amerika untuk menghadapinya: Strategi baru Amerika yang diberlakukan sejak masa jabatan kedua Obama adalah menempatkan China dalam prioritas terdepan Amerika.  Trump menaikkan prioritas ini. Dia terjun dalam perang dagang dengan China untuk menghentikan kebangkitan China, khususnya bahwa kekuatan ekonomi China yang besar membuat China mampu membangun tentara yang kuat, tidak dikurangi oleh senjata nuklir, yang bisa dikembangkan dan meningkatkan bahaya terhadap kekuatan dan hegemoni Amerika. Anggaran militer yang diumumkan oleh China sebesar 228 miliar Dollar, lebih besar dari anggaran militer empat negara setelah China (Russia, Inggris, Perancis dan Jerman secara total). Amerika tidak menjauhkan kemungkinan bahwa China menyembunyikan beberapa program militernya. Sebab perekonomian China membuatnya mampu meningkatkan belanja militer. Ini dari satu sisi… Dari sisi yang lain, Amerika yang dilelahkan oleh perang ekonomi dengan China disebabkan makin dekatnya kekuatan perekonomian China dan perekonomian Amerika, maka Amerika ingin mengalihkan upayanya untuk membatasi pertumbuhan China ke medan militeristik yang Amerika dalam hal itu jauh melampaui dibandingkan dengan China.  Karena itu, Amerika ingin membebaskan diri dari batasan-batasan “perjanjian rudal dengan Russia” yang menghalangi Amerika mengepung China dengan senjata nuklir jarak menengah dan jarak pendek yang bisa diinstalasikan di Korea Selatan, Jepang dan negara-negara di seputar China… Dengan ungkapan lain, Amerika ingin menyedot kekuatan ekonomi China dengan jalan mendorongnya ke perlombaan senjata sehingga China membuat lebih banyak rudal jarak menengah dan jarak pendek sebagai respon terhadap langkah-langkah Amerika yang mungkin di sekitaran China pada waktu di mana Amerika menggunakan bukan hanya potensi ekonominya saja tetapi juga potensi-potensi lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan dalam perlombaan senjata untuk Timur Jauh. Maka yang demikian itu akan membawa perekonomian China turun dari posisinya sekarang.

Kelima: ringkasnya, bahwa tujuan Amerika jangka panjang menjadi jelas dengan penarikan diri dari perjanjian rudal dengan Russia sebagai berikut:

1- Seiring dengan kemunduran perekonomian Amerika dan lemahnya efektifitas perekonomiannya sebagai alat utama hegemoni Amerika khususnya bersamaan dengan makin besarnya perekonomian China dan makin menyaingin Amerika, demikian juga persaingan Eropa, maka Amerika memutuskan meningkatkan menonjolkan kemampuan militer strategisnya yang tidak punya pesaing dan menguatkan hegemoni internasionalnya di Eropa, dan dengan Russia, demikian juga dengan China.

2- Seiring makin lepasnya Eropa dan negara-negara Eropa makin mneyaingin Amerika secara politik dalam banyak isu internasional maka Amerika memutuskan mengembalikan ancaman Russia agar kembali menusuk dada Eropa sama persis sepeerti pada masa Uni Soviet. Hal itu dengan menciptakan perlombaan senjata kembali dengan Russia untuk memaksa negara-negara Eropa kembali ke payung nuklir Amerika untuk melindunginya dari Russia, dan berikutnya menerima syarat-syarat baru Washington semisal peningkatan belanja militer dan jaminan tetap berada di bawah kepemimpinan Amerika.

3- Meningkakan tekanan terhadap Russia dan ancaman posisi strategisnya dengan melakukan perlombaan senjata baru yang tidak mampu dilakukan Russia dan mendorongnya secara paksa pada posisi-posisi yang tidak menyenangkan China yang makin menjauhkan Russia dan China. Sesuai situasi strategis baru yang dipaksakan oleh penarikan diri Washington dari perjanjian tersebut maka Russia berada di depan dua pilihan di mana yang satu lebih pahit dari yang lainnya. Yaitu antara Russia berjalan dalam perlombaan senjata yang merugikan yang menyingkap keterbatasan kemampuan strategisnya sehingga dengan itu akan beralih ke ranking yang lebih dekat ke posisi Perancis dan Inggris dari sisi kemampuan strategis; atau memenuhi tekanan-tekanan Amerika yang bis amenjaga raut muka Russia sehingga Russia bisa menjaga kebesaran internasionalnya yang tergadap secara penuh dengan menerima Amerika, dengan kompensasi Russia berjalan bersama Amerika untuk melayani tujuan-tujuan Amerika di sekitar China.

4- Adapun bagi pihka China maka tujuan-tujuan Amerika dari penarikan diri dari perjanjiannya dengan Russia mungkin akan menempati prioritas nomor satu. Amerika ingin mengekang kemampuan militer China. Amerika tidak ingin kemampuan militer China itu mengejutkannya sebagaimana Amerika telah dikejutkan dengan ekonomi China dalam hal cepatnya pertumbuhannya… Hal itu seperti dengan mengekang kemampuan militer China dengan perjanjian-perjanjian yang membuat pertumbuhan militer China di bawah pengawasan Amerika, atau memaksa China terjun dalam perlombaan senjata strategis di Timur Jauh, persaingan yang Amerika jauh lebih unggul, dan membuatnya sebagai alat yang kuat dalam mematahkan soliditas perekonomian China dan berikutnya mendorong China menggelincir ke bawah.

Keenam: pada penutup, apa yang ada di hati yang membuat sesak bahwa kaum Muslim jauh dari medan pertarungan internasional ini. Kaum Muslim tidak ada dalam rombngan itu sama sekali! Bahkan para penguasa dhirar di negeri-negeri Islami telah menjadi lebih tunduk kepada Amerika khususnya dan Barat umumnya untuk menghalangi raksasa islam untuk hadir kembali… Tetapi, apa yang diperlihatkan oleh Umat Islam berupa vitalitas yang makin meningkat dengan orientasi Islam dan menolak manhaj-manhaj para penguasa sekuler mereka dan pergerakan-pergerakan menentang para penguasa mereka itu, sungguh semua itu menegaskan bahwa era penguasa diktator tidak lama lagi berakhir, dan akan digantikan dengan izin Allah oleh daulah al-Khilafah ar-Rasyidah melalui tangan-tangan para pejuang yang jujur sehingga terealisirlah kabar gembira dari Rasulullah saw:

«ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ»

“Kemudian ada kekuasaan diktator dan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya, kemudian ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian” kemudian beliau diam.

Dan berikutnya bumi kembali disinari oleh cahaya Khilafah dan kaum kafir imperialis mundur bersama kejahatan-kejahatan mereka ke pusat negeri mereka dan Umat Islam kembali berada di jantung dunia memimpin dunia jauh dari kejahatan dan para pelaku kejahatan.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ * بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾

“Dan pada hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang” (TQS ar-Rum [30]: 4-5).

 

07 Jumadul Akhirah 1440 H

12 Februari 2019 M

 

http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/57968.html

Share artikel ini: