Penaikan BBM, FKU Aswaja Bogor: Ini Kebijakan Zalim!

 Penaikan BBM, FKU Aswaja Bogor: Ini Kebijakan Zalim!

Mediaumat.id – Para ulama dan ustaz yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Bogor menolak penaikan harga BBM karena merupakan kebijakan zalim. “Keputusan pemerintah tersebut adalah kebijakan dzalim,” tegas perwakilan FKU Aswaja Bogor, Ahad (4/9/2022) di Bogor.

Mereka menilai pemerintah semestinya peka terhadap penderitaan rakyat. “Rakyat seharusnya mendapatkan kehidupan yang layak dengan harga-harga kebutuhan pokok yang terjangkau, tentu akan semakin menderita dan sengsara akibat terkena dampak langsung dari kebijakan zalim menaikkan harga BBM,” ungkapnya.

Maka, sehubungan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak, jenis pertalite, solar dan pertamax maka FKU Aswaja Bogor menyatakan sikap sebagai berikut:

Pertama, menolak kenaikan harga BBM, karena menaikkan harga BBM adalah kebijakan zalim yang hanya akan menambah beban rakyat yang sudah sangat berat. “Kebijakan ini juga akan menimbulkan efek domino bagi rakyat seperti naiknya harga barang-barang khususnya sembako, meningkatkan angka pengangguran akibat PHK, dan meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia,” bebernya.

Kedua, menuntut Pemerintah melakukan penghematan pada anggaran belanja negara dengan menghentikan proyek-proyek yang tidak berfaedah dan belum mendesak. “Bukan dengan menaikkan harga BBM yang akan berpengaruh langsung pada ekonomi rakyat kecil,” ujarnya.

Ketiga, menuntut pemerintah untuk menghentikan penerapan ideologi kapitalisme dan liberalisme. “Karena ideologi ini telah menjadikan pengurusan hajat hidup rakyat termasuk di dalamnya masalah BBM diserahkan kepada swasta bahkan asing melalui mekanisme pasar bebas,” tegasnya.

Keempat, mengajak kepada seluruh komponen masyarakat khususnya ulama sebagai warasatul anbiya wal mursalin agar menjadikan Islam kaffah sebagai solusi semua permasalahan bangsa dan umat ini. “Serta mengajak semua komponen masyarakat dan ulama untuk memperjuangkan dan menegakkan Islam secara kaffah,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *