Pemred Al-Wa’ie: Khilafah adalah Tajul Furudh Sekaligus Kewajiban Agung

Mediaumat.info – Pemimpin Redaksi Majalah Al-Wa’ie Farid Wadjdi menegaskan, upaya penegakan kembali khilafah terkategori mahkota kewajiban (tajul furudh) sekaligus merupakan kewajiban yang agung (a’dzamul wajibat).

Perkara ini ia sampaikan dalam Dialog Maulid 1446 H: Mencintai Nabi SAW dan Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Ahad, (6/10/2024) di Karawang, Jawa Barat.

Karena, jelasnya, hanya melalui tegaknya institusi negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah tersebut, seluruh syariat Islam akan bisa terakomodir dan diterapkan dengan sempurna. “Hanya dengan khilafah semua syariah Islam bisa diterapkan dengan sempurna,” sebutnya.

Lantas di hadapan sekitar seratus tokoh, ulama, kiai, ustadz, dan ustadzah yang hadir dari Karawang dan Purwakarta dalam acara tersebut, ia juga menyinggung berbagai macam krisis dari ketiadaan khilafah saat ini.

Dengan kata lain, ketika syariat Islam dalam aspek hukum ekonomi, politik, sosial dan keamanan, misalnya, tidak bisa diterapkan karena ketiadaan khilafah, adalah suatu keniscayaan bakal muncul berbagai macam persoalan kehidupan.

Sekadar ditambahkan, sejak diutusnya Muhammad menjadi Nabi dan Rasul, Islam selalu menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan yang sedemikian bobrok dalam hal kehidupan keagamaan, sosial, politik, moral, dll., yang disebut sebagai zaman jahiliah.

Maka, jelas Farid, sebagaimana dikatakan Imam Al-Mawardi, dalam kitab Al-Ahkam as-Sulthaniyyah wa al-Wilayat ad-Diniyyah, untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam hal menjaga agama dan mengurus dunia, maka didirikanlah khilafah.

Bahkan, lanjut Farid, Al-‘Allamah Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nizham al-Hukmi fi al-Islam menyatakan, “Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan syariat dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.”

“Untuk itu, di era ketiadaan khilafah seperti saat ini, umat tak cukup sekadar memperingati kelahiran Nabi mereka. Tetapi mereka harusnya pula menjadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk bangkit dengan cara meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW,” jelasnya.

Menurut Farid, salah satu contoh transformasi luar biasa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah perjuangan beliau mengubah Madinah hingga ditegakkan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan masyarakat di sana.

Tengoklah pula bagaimana sosok teladan Mujahid Islam Shalahuddin Al-Ayyubi (w. 1193 M) yang pertama kali menginisiasi Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat kaum Muslim dalam berjihad fii sabilillah untuk membebaskan Palestina, ketika di saat yang sama keadaan umat dalam kondisi lemah.

Maksudnya, kata Farid mengingatkan kembali, perubahan positif dalam masyarakat harus dimulai dari sikap meneladani perjuangan dan keteguhan Rasulullah dalam menegakkan syariah Islam secara kaffah.

“Perubahan positif dalam masyarakat harus dimulai dari meneladani perjuangan dan keteguhan Rasulullah dalam menegakkan syariah Islam,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: