Pemimpin Hindu India Serukan Pembunuhan Massal terhadap Muslim, Begini Kata Pengamat
Mediaumat.id – Video viral para pemimpin agama Hindu yang menyerukan pembunuhan massal terhadap Muslim pada pertemuan keagamaan di kota utara Haridwar, Uttarakhand, India dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana sebagai konflik lama.
“Tentu ini bukan peristiwa yang terjadi secara instan ya. Kalau kita lihat konflik antara Hindu dan Islam di anak benua Asia ini, di India, ini memang sudah lama. Setidaknya sejak penjajahan Inggris di kawasan tersebut,” tuturnya dalam acara Kabar Petang: Mengapa Presiden dan Pemimpin Hindu di India Lancang kepada Kaum Muslim? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (27/12/2021).
Menurutnya, dari dulu memang Inggris ketika berusaha mengambil alih wilayah India dari Kesultanan Mughal menggunakan strategi penguatan komunitas Hindu. “Sebenarnya mereka saat itu dalam keadaan damai aman di bawah kekuasaan Islam,” ungkapnya.
Budi mengatakan, Inggris menggunakan sentimen keagamaan untuk menggerogoti kekuasaan Islam di India dan akhirnya Inggris berhasil menjajah India. “Sampai kurang lebih 200 tahun, Inggris menjajah di sana,” ujarnya.
Menurutnya, selama masa penjajahan itu, perlawanan kaum Muslim di sana sangat kuat. “Cuma tadi, Inggris merangkul komunitas Hindu dengan memberi kekuasaan untuk men-support penjajahan Inggris di India,” bebernya.
Menurut Budi, inilah yang menjadi cikal bakal konflik antara Hindu dan Islam yang terjadi di anak benua Asia tersebut. “Sampai akhirnya Inggris hengkang dari India tahun 1947, Inggris pun membagi wilayah India ini menjadi dua wilayah berdasarkan etnis keagamaan yakni India yang mayoritas Hindu dan yang Muslim di Pakistan. Dulu masih bergabung ada Pakistan Barat dan Pakistan Timur yang sekarang menjadi Bangladesh,” terangnya.
Jadi, dari sini ia melihat memang akar konflik antara Hindu dan Islam tidak mendapatkan solusi penyelesaian. “Alih-alih diselesaikan justru itu dilakukan pembiaran sehingga pasca kemerdekaan pun pasang surut konflik antara Hindu dan Islam ini terus terjadi,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it