“Kepemimpinan itu amanah dan amanah itu tidak boleh diberikan kepada mereka yang khianat, dusta dan mengingkari janji-janjinya. Maka terhadap mereka yang telah diketahui khianat, dusta dan ingkar janji, maka mereka tak boleh jadi pemimpin atau dipilih lagi”. Demikian pesan Kyai Bahron Kamal, Pengasuh Majelis Taklim dan Dzikir Ihyaul Qulub dalam acara Multaqa Ulama Kabupaten Malang pada Ahad (14/4) di Masjid Darul Mukminin Lawang Kabupaten malang.
Acara tersebut dihadiri para ulama, kyai dan para ustadz dari berbagai pelosok Kabupaten Malang. Diantara Ustadz Sul’an, M.Pd, Ustadz Badrussalam dan lain-lain.
Dalam pesannya Ustadz Sul,an pengasuh Majlis Taklim Darussalam kecamatan Pakis Malang beliau menegaskan “ Hati-hati dalam memilih pemimpin. Salah pilih pemimpin, tidak hanya rugi secara materi tapi kita bisa rugi dunia hingga akhirat nanti”. Jika pemimpin telah berbohong, berdusta dan ingkar janji. Misalnya saat kampanye janji, buka 10 juta lapangan kerja, tapi ternyata lapangan kerja untuk warga negara China nan jauh di sana. Dia janji tidak hutang, ternyata hutang terus berulang. Dia berjanji untuk tidak impor lagi, malah yang terjadi impor malah menjadi-jadi sehingga produk luar membanjiri di negeri ini.
Perilaku pemimpin yang demikian, tentu sangat merugikan rakyat secara materi. Tetapi kerugian itu tak berarti jika dibandingkan dengan kerugian rakyat dan masyarakat kelak mereka di akhirat nanti. Apalagi jika dia terbukti berbuat dzalim, dengan melakukan dan membiarkan kriminalisasi pada ulama. Membiarkan para pelaku penghina dan penista agama, semata-mata karena pelaku berada di kubunya.
Dalam pesan penutup Ustadz Sul’an pun mewashiatkan, berhati-hatilah panjenengan (anda) jika hendak masuk jadi pendukung, membantu dan menolong atau memilih pemimpin seperti mereka. Itu artinya panjenengan membenarkan kebohongan dan kedustaan mereka serta membantu kedzalimannya. Karena Baginda Rasulullah SAW telah memperingatkan kita dengan sabdanya:
إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Akan ada setelahku para pemimpin (yang bohong dan dhalim). Barangsiapa masuk pada kelompok mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan membantu, mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak (punya bagian untuk) mendatangi telaga surga bersamaku nanti. Barangsiapa yang tidak masuk pada golongan mereka dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku bagian dari golongannya, serta akan mendatangi telaga surga bersamaku “. (HR Ahmad dan an Nasa’i)
Dalam majelis multaqa Ustadz Badrussalam yang seorang dosen di kampus PTS Kabupaten Malang, beliau membisikkan untuk menyampaikan dan akan meneruskan pesan-pesan yang didapatkan hari ini kepada keluarga , handai tolan dan semua kawan seperjuangan. Terutama sebelum hari H ‘coblosan’ agar mereka tidak salah jalan karena memilih pemimpin dusta, bohong dan dhalim karena pasti akan berdampak merugikan rakyat di masa depan.
Acara multaqa ulama diakhiri dengan doa khitmat dan khusuk. Doa dipimpin Kyai Bahron dan diaminkan semua jamaah. Kemudian acara dilanjutkan ramah tamah dan diakhiri dengan shalat dzuhur berjamaah.[]
sumber: shautululama.co