Di tengah dukungan Amerika dan Inggris atas pembantaian yang dilakukan oleh entitas Yahudi, yang didirikan oleh Kerajaan Inggris sendiri, dan setelah lebih dari sembilan bulan dukungan mereka terhadap pertumpahan darah kaum Muslim di Gaza, sekarang ini berlangsung kampanye pemilihan presiden dan partai di Amerika dan Inggris. Dalam kampanye-kampanye ini, masing-masing menganggap dirinya paling layak memimpin kedua negara kolonial ini, yang telah membuat bangsa-bangsa kelaparan dan terhina. Keduanya melakukan upaya-upaya terbaiknya untuk mendapatkan sepotong makanan, seteguk air, dan sebuah lampu yang kini padam lebih lama dibandingkan dengan cahaya yang menyala di ibu kota-ibu kota negeri-negeri Islam dan kota-kota besarnya, seperti Kairo dan Karachi.
Sekarang ini, di Amerika, para politisi yang berlumuran darah kaum Muslim bersaing, tanpa malu-malu mengumumkan dukungan mereka terhadap negara kriminal, entitas Yahudi, bahkan saling mengalahkan dalam mengirimkan lebih banyak dukungan kepada entitas ini. Mereka saling menyalahkan atas kekurangan pasokan bom dan persenjataan yang membunuh anak-anak dan perempuan tak berdosa di tanah yang diberkahi, Palestina. Meskipun Biden telah memberikan segala bentuk dukungan militer, keuangan, politik, dan media kepada entitas Yahudi tersebut, namun saingannya Trump mengejeknya, dan menyebutnya sebagai “orang Palestina” untuk menunjukkan kegagalannya dalam mendukung genosida di Gaza! Sebaliknya, Trump mengisyaratkan bahwa dia akan meningkatkan dukungan terhadap entitas Yahudi untuk mencapai impiannya yang akan mengalahkan umat Islam di tanah yang diberkahi, Palestina dan memusnahkannya.
Sedangkan di Inggris, kedua partai (Konservatif dan Partai Buruh) saling bersaing, mengeksploitasi isu imigran yang sebagian besar berasal dari negeri-negeri Islam yang terkena dampak pemerintahannya, yaitu antek Inggris dan Amerika. Mereka berjanji untuk mendeportasi para pengungsi dan orang-orang lemah atau membatasi masuknya mereka, sehingga membiarkan mereka menghadapi nasibnya di tengah lautan dan samudera. Salibis Hindu, Sunak, Perdana Menteri Inggris, pergi ke entitas Yahudi dengan pesawat militer membawa tank dan senjata, dengan membual tentang memimpin perang salib Eropa untuk menyerang tanah yang diberkahi sekali lagi!
Ini adalah kampanye pemilu di negara-negara besar Salibis, kampanye yang menyerukan pembunuhan terhadap kaum Muslim dan dukungan terhadap para pembunuhnya, serta penganiayaan terhadap kaum lemah dan para pengungsi di antara mereka. Apakah ada manfaat bagi kaum Muslim dalam pemilu ini? Bisakah mereka menemukan keadilan di antara para konspirator ini? Sudah jelas bahwa kaum Muslim tidak mempunyai kepentingan dalam pemilu ini; justru mereka adalah korban dan yang dikorbankannya. Perbedaan antara Konservatif dan Buruh serta antara Partai Republik dan Demokrat terletak pada mekanisme pembantaian dan alatnya, sehingga tidak terbayangkan bahwa seseorang yang ingin membunuh kita dengan meriam dan tank lebih baik daripada seseorang yang ingin membunuh kita dengan membuat kelaparan, tenggelam, atau cara lainnya!
Dengan demikian, memilih salah satu dari pesaing ini jelas tidak diperbolehkan, terlepas dari interpretasi para “ulama” salathin, serta para penyembah poundsterling dan dolar. Tidak ada perbedaan pendapat bahwa memilih salah satu dari mereka adalah sama saja dengan memberinya izin untuk membunuh lebih banyak kaum Muslim dan menambah penderitaan mereka di seluruh dunia, khususnya di tanah yang diberkahi, Palestina. Siapa pun yang ingin menjadi mitra para penjahat ini harus menunjuk seseorang untuk memilih mereka. Sehingga dengan melakukan hal ini, ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dan sama sekali tidak akan mendapat perlindungan Allah SWT.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(-mu). Sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (TQS. Al-Maidah [5] : 51).
Kaum Muslim yang berada di negara-negara Barat, termasuk Amerika dan Inggris, mempunyai kewajiban untuk membela kesucian kaum Muslim dari pelanggaran yang dilakukan para penjahat tersebut. Hal ini tidak dapat dicapai dengan terlibat dalam konspirasi yang dijalin oleh para kandidat dengan memilih salah satu dari mereka, karena mereka semua adalah wajah dari mata uang riba yang sama. Sebaliknya, hal ini harus dilakukan dengan mengecam mereka melalui segala cara dan metode yang sah, sebagaimana diizinkan oleh hukum negara-negara tersebut. Peran ini, selain merupakan kewajiban terhadap umatnya dan kaum tertindas di muka bumi, termasuk rakyat di tanah yang diberkahi dan Gaza, juga merupakan tindakan mulia yang tidak dapat diganggu gugat oleh individu yang berpikiran adil dan orang-orang yang memiliki nilai-nilai mulia di kalangan pemikir independen di dunia Barat.
Sekarang ini, suara mereka semakin nyaring karena terbongkarnya kebijakan dan partai politik mereka, serta terbongkarnya slogan-slogan palsu yang telah lama mereka usung, seperti kebebasan, hak asasi manusia, demokrasi, dan lainnya. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan kaum Muslim yang tinggal di antara mereka untuk membimbing mereka ke jalan yang benar dan menyajikan Islam kepada mereka sebagai satu-satunya alternatif peradaban untuk menggantikan sistem kapitalis yang telah membuat umat manusia dan masyarakat Barat menderita. Mengingat Islam yang agung ini akan membawa umat manusia dari pemujaan terhadap kaum kapitalis menuju pemujaan kepada Dzat Yang Maha Esa.
Inilah peran kaum Muslim di Barat, yaitu peran sebagai pembawa pesan kebenaran kepada semua orang, yang dengannya mereka telah berbuat baik kepada orang-orang yang berpikiran adil di negara-negara tersebut. Kehadiran mereka di Barat menjadi positif dengan standar terbaik yang diridhai Allah SWT, dan membawa masyarakat di negara-negara tersebut keluar dari kegelapan kapitalisme dan ketidakadilannya menuju cahaya Islam dan keadilannya. Dengan cara ini, mereka telah memenuhi tugas mereka untuk menyampaikan pesan tersebut, bukannya terlibat dalam permainan politik kotor Barat yang dilakukan di atas tengkorak kaum Muslim dan merampas hak-hak masyarakat. Mereka adalah para penyeru kepada Allah untuk menyelamatkan manusia, bukan untuk larut dalam masyarakat yang tersesat dan salah arah. Allah SWT berfirman:
﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran [3] : 104). []
Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir