Pemilu dan Politik Uang, Dua Hal yang Berhubungan

Mediaumat.info – Pengamat Politik Dr. Riyan, M. Ag. Menyatakan politik elektoral (pemilu) demokrasi dan money politic (politik uang) adalah dua hal yang berhubungan.

“Ini dua hal yang berhubungan,” ujarnya dalam Kabar Petang: Demokrasi Bikin Negeri Bangkrut? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (3/4/2024).

Karena memang, jelas Riyan, biaya untuk menjadi seorang calon legislatif atau menjadi calon eksekutif di semua level, mulai dari tingkat  bupati, wali kota, gubernur dan presiden bahkan menjadi anggota-anggota legislatif di tingkat DPR, DPRD tingkat provinsi, kabupaten dan kota semuanya itu mahal.

“Dan itu memang tidak bisa dipisahkan dari praktik demokrasi,” tegasnya.

Lantas ia menyebutkan, sejak tahun 1955, ini pemilu pertama legislatif, Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno itu membagikan uang kepada tokoh-tokoh di tingkat lokal agar bisa memenangkan pemilu.

Artinya, ucap Riyan, itu bukan hal yang anehlah, justru aneh kalau orang kemudian mengatakan, “Oh, tidak ada itu.”

Riyan menuturkan, sebenarnya demokrasi pada akhirnya tidak mengenal benar atau salah. Yang dikenal kalau legal lakukan, tidak legal mungkin dia akan siasati begitu.

Demokrasi Penuh Manipulasi

Dalam konteks Pemilu 2024 ini, ia mengungkapkan negeri ini menghadapi akar masalah sangat dalam begitu parah akibat diterapkan politik demokrasi yang penuh dengan berbagai manipulasi.

“Kemudian ekonomi yang didasarkan kepada satu situasi semakin memiskinkan masyarakat bukan semakin memuliakan rakyat,” imbuhnya.

Dua Hal

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut Riyan, Indonesia membutuhkan dua hal sekalius. Pertama, orang yang baik. Orang yang tentu saja dalam konteks ini dalam pandangan Islam tentu saja orang yang mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, sistem yang baik, sistem yang baik tentu saja adalah sistem yang berasal dari Zat yang Mahabaik yaitu Allah SWT, yakni khilafah.

“Kemudian dia (orang yang baik) dinaungi atau dilakukan oleh pemerintahan yang disebut dengan Khilafah,” pungkasnya. [] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: