Pemeliharaan Kesehatan di Daulah Islamiyah (Episode Ketiga)

Setelah kami paparkan di episode sebelumnya, efek menghancurkan dari kapitalisme terhadap kesehatan mental, kami akan membicarakan bagaimana daulah Islamiyah menangani kesehatan mental.

Islam, dengan akidah aqliyahnya yang sesuai dengan fitrah manusia, dan dengan syariahnya yang mengatur pemenuhan semua naluri dan kebutuhan manusia tanpa mengabaikan salah satu darinya atau membebaskan secara mutlak sebagiannya dengan mengorbankan sebagian lainnya, kami menemukan bahwa Islam telah merealisasikan ketenteraman permanen dan kesehatan mental dalam jiwa para pemeluknya. Allah SWT berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ﴾ [يونس: 57]

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (TQS Yunus [10]: 57).

 

Allah SWT berfirman:

﴿فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا﴾ [طه: 123-124]

“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (123) Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (TQS Thaha [20]: 123-124).

Dan di antara yang melindungi seorang Muslim dari penyakit mental apapun adalah pandangannya tentang kehidupan dunia dari sudut pandang Islam, bahwa malapetaka yang menimpanya merupakan ujian dari Allah SWT, dan bahwa jika dia bersabar dan mengharap ridha Allah maka pahalanya adalah Surga. Karena di dalam hal itu tidak ada keletihan atau kelelahan, maka dia tidak khawatir tentang bahaya yang menimpanya, dan dia tidak panik karena keburukan yang mungkin dia derita. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا، إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا، إِلَّا الْمُصَلِّينَ، الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ﴾ [المعارج: 19-23]

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (19) Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (20) dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, (21) kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, (22) yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (23)” (TQS al-Ma’arij [70]: 19-23).

Sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam Shahîh Muslim dari Rasul saw bahwa beliau bersabda:

«عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»

“Betapa menakjubkan perkara orang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik. Dan hal itu tidak ada bagi seorang pun kecuali untuk orang mukmin. Jika dia mendapat kesenangan dia bersyukur dan itu baik untuknya, dan jika dia ditimpa kesusahan , dia bersabar dan itu baik untuknya”.

Menjaga kesehatan mental rakyat merupakan salah satu tujuan terpenting dari pemeliharaan kesehatan di Daulah Islamiyah. Sebab kesehatan mental dan kesehatan tubuh berjalan seiring. Bahkan penyakit mental melemahkan badan atau menghancurkannya meski jika tubuhnya sehat. Kunci kesehatan mental adalah pemahaman yang benar yang terpancar dari akidah Islamiyah. Rasul saw bersabda:

«إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلا وَهِيَ الْقَلْبُ« متفق عليه

“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah, jika baik maka seluruh tubuh pun baik, dan jika menjadi rusak, maka seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah itu adalah qalbu” (Muttafaq ‘alayh).

Pemeliharaan kesehatan mental di Daulah Islamiyah dicapai secara otomatis dengan menancapkan pemahaman dan perasaan Islami di masyarakat. Hal itu melalui:

1- Menciptakan suasana keimanan di masyarakat dan menggugah ketakwaan dalam jiwa rakyat melalui tangan Daulah Islamiyah. Hal itu dengan menerapkan hukum-hukum syara’, menunjukkan kebaikan, amar makruf, menghapus kerusakan, melarang kemungkaran, menyebarkan pemahaman syar’iyah dan menjaga nilai-nilai Islam.

2- Struktur dan kurikulum pendidikan di dalam negara yang berlandaskan pada akidah Islamiyah.

3- Melalui partai-partai Islam yang beroperasi di tengah masyarakat Islami.

4- Kebijakan media yang tegak pada penyebaran pemahaman-pemahaman Islam yang murni dan diturunkan pada realitas.

Dan kesehatan mental berkaitan dengan penyediaan kebutuhan pokok individu yaitu pangan, sandang dan papan. Oleh karena itu, penerapan sistem ekonomi Islam yang menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu di masyarakat, bahkan memberikan kemungkinan kepada individu untuk memenuhi kebutuhan pelengkapnya semaksimal mungkin, diperlukan untuk menjaga kesehatan mental masyarakat.

Hal yang sama berlaku untuk keamanan. Keamanan merupakan salah satu kebutuhan rakyat yang tidak terpenuhinya menyebabkan kecemasan dan gangguan kesehatan mental. Tentara dan Departemen Keamanan Dalam Negeri di Daulah Islamiyah bertugas melindungi rakyat dari musuh, baik eksternal maupun internal, untuk merealisasi keamanan di masyarakat.

Salah seorang ilmuwan invasi Napoleon ke Mesir monsieur Jomar mendeskripsikan rumah sakit yang telah dibangun enam abad sebelum invasi itu, dengan mengatakan, “ … para penderita insomnia -termasuk pasien kejiwaan- diisolasi di sebuah aula terpisah. Diperdengarkan ke telinga mereka lagu-lagu musik yang menggembirakan atau diperdengarkan kepada mereka kisah-kisah yang memberikan perasaan senang kepada mereka. Pasien yang mendapatkan kembali kesehatan mereka dan memulihkan diri dipisahkan dari pasien yang lain selama masa pemulihan. Kepada setiap pasien ketika keluar dari Bimaristan diberikan lima keping emas, sehingga mereka tidak perlu langsung bekerja keras setelah keluar”.

Apakah setelah pemeliharaan sedemikian itu masih perlu pemeliharaan?! Apakah setelah pemeliharaan ini masih ada penyakit kejiwaan?!

Bersambung..

Sumber: http://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/radio-broadcast/others/71377.html

Baca Juga Episode sebelumnya:

Pemeliharaan Kesehatan di Daulah Islamiyah (Episode Kesatu – Pendahuluan)

Pemeliharaan Kesehatan di Daulah Islamiyah (Episode Kedua)

Share artikel ini: