Pembunuhan Ismail Haniyah, Bukti Negara Arab Lebih Loyal pada Musuh Islam

Mediaumat.info – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar Ph.D. menilai, terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyah merupakan bukti negara-negara Arab lebih loyal kepada musuh Islam.

“Saya kira pembunuhan Ismail Haniyah termasuk pembantaian di Gaza itu konteksnya adalah tamparan besar dan bukti kondisi politik negara-negara Muslim Arab lebih loyal kepada musuh-musuh umat Islam daripada kaum Muslimin sendiri,” ungkapnya dalam Fokus: Di Balik Pembunuhan Ismail Haniya, Ahad (4/8/2024) di kanal YouTube UIY Official.

Ia melanjutkan, yang membuat Isr4el di atas angin sekarang ini, bahkan menguasai darat, laut, dan udara Timur Tengah, itu karena negara-negara Muslim Arab sendiri yang memberikan jalan.

“Ismail Haniyah tidak bisa dibunuh dengan permainan intelijen kalau negara-negara Muslim Arab bekerja sama intelijen untuk bisa memfilter semua pengaruh Isr4el. Ini satu hal. Hal lain, Isr4el tidak akan bisa membantai Gaza, membuat tembok raksasa, penjara raksasa, dan membunuhi satu per satu penduduk Gaza, kalau negara-negara seperti Turki, Mesir, Yordan, bersikap tegas terhadap Isr4el,” ulasnya.

Menurutnya, posisi negara-negara Muslim alih-alih bertaawun (kerja sama) dengan sesama Muslim, malah bertaawun kepada musuh-musuh Islam khususnya Isr4el dan negara-negara Barat.

“Jadi saya kira ini tamparan keras untuk kesekian kalinya. Bukan hanya untuk Iran tapi untuk negara-negara Muslim yang ada di Timur Tengah,” tandasnya.

Ia membandingkan, negara-negara Barat bisa solid dalam isu Ukraina melawan Rusia dan memberikan bantuan-bantuan militer. Namun saat Gaza dibantai negara-negara Arab hanya bisa mengecam, memberikan bantuan kemanusiaan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan mendesak [militer] warga Palestina.

Tidak akan Berhenti

Hasbi mengatakan, meski Ismail Haniyah terbunuh, namun perjuangan melawan penjajah itu memang akan selalu ada korban dan akan selalu ada pengorbanan. Tapi selama penjajahan terjadi, maka perlawanan tidak akan pernah berhenti.

“Selama masih ada orang-orang di Palestina yang terjajah maka pasti akan lahir pejuang-pejuang yang akan melakukan perlawanan sampai akhirnya mereka bebas dari penjajahan. Ini hukum sejarah yang saya kira tidak ada yang bisa membantah dan tidak ada yang bisa menolak sunatullah ini,” yakinnya.

Menurut Hasbi, Iran berpihak kepada Palestina maupun Hamas, karena yang selama ini membantu Hamas adalah Iran.

“Jadi saya kira jelas bahwa Iran itu men-support Hamas dan men-support perjuangan Palestina. Bukan hanya di level rezim, namun masyarakat Iran juga sangat kuat dukungannya terhadap Palestina,” tandasnya.

Posisi Iran

Meski demikian, Hasbi mengingatkan bahwa posisi Iran tetap saja sebuah negara di antara negara-negara di kawasan.

“Kalau ingin melihat posisi Iran dalam masalah Palestina, kita tidak bisa melepaskan dari melihat kondisi internal Iran seperti apa dan bagaimana hubungan Iran dengan aktor-aktor di kawasan baik pemain-pemain internal maupun kawasan,” jelasnya.

Ia menjelaskan,secara internal Iran masih tergantung kerja sama dengan negara-negara yang punya hubungan dengan Amerika Serikat, dan ini membuat Iran tidak bisa bertindak lebih jauh.

“Jadi di satu sisi Iran terhadap isu Palestina jelas mendukung Palestina dan menentang Isr4el, tetapi di sisi lain Iran juga sadar posisi politiknya di Timur Tengah yang minim aliansi negara dan dikelilingi oleh negara-negara yang pro Barat, pro AS,” terangnya.

Dengan posisi itu, lanjutnya, Iran hanya bisa melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya terbatas. “Terlebih Iran rentan diinfiltrasi oleh agen-agen intelijen baik intelijen dari Iran sendiri maupun intelijen negara-negara tetangga yang punya hubungan dengan Isr4el,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: