Pembunuhan 6 Laskar FPI Pengawal HRS, Siapa Bertanggung Jawab? Amien Rais: Perlu Keterbukaan dan Kejujuran
Mediaumat.news – Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar FPI pengawal HRS Prof. Dr. M. Amien Rais mengatakan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dibalik pembunuhan 6 Laskar FPI Pengawal HRS diperlukan keterbukaan dan kejujuran.
“Siapa yang bertanggung jawab? Justru di sinilah kita perlukan keterbukaan dan sekaligus kejujuran,” ujarnya dalam acara Peluncuran Buku Putih TP3: Pelanggaran HAM berat-Pembunuhan Enam Pengawal HRS, Rabu (7/7/21) di kanal Youtube KKNU Channel.
Amien berharap proses hukum yang terbuka dan setransparan mungkin agar kasus pelanggaran HAM berat ini bisa terang benderang. “Selama ini kasus pelanggaran HAM ini dibuat remang-remang oleh pihak tertentu dan diharapkan menghilang dengan sendirinya itu tidak akan terjadi,” ujarnya.
Sumber Data Primer
Amien mengatakan isi buku putih tentang Pelanggaran HAM berat pembunuhan Enam Pengawal HRS bersumber dari data primer. “Saya ingin menggaris bawahi bahwa seluruh fakta yang disajikan dalam buku ini adalah fakta obyektif dan sebagian besar adalah data dari sumber yang primer. Bukan sumber sekunder,” tegasnya.
Amien mengatakan, apa yang disuguhkan dalam buku putih tersebut berasal dari hasil wawancara para saksi yang berani buka mulut, keluarga korban dan fakta-fakta yang confident lewat video dan sebagainya. “Jadi bukan kata si ini dan kata si itu yang tidak berkaitan sama sekali dengan penegakan HAM berat ini. Kita ekspos seperti apa adanya dalam buku putih ini,” tandasnya.
Ia menyerukan kepada seluruh anak bangsa dalam Surat Al An’am ayat 44. “Itu ada ayat Allah yang bisa membuat kita tergetar jiwa dan keimanan kita yang berbunyi: fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii, hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun,” tuturnya.
Amien mengungkap, ketika ada sekelompok orang itu sudah tidak mau lagi mendengarkan peringatan-peringatan atau menegakkan yang benar dan adil serta tidak lagi mendengarkan suara-suara kebenaran dan keadilan maka justru Allah akan membuka pintu-pintu kesenangan buat orang yang zalim itu.
“Tetapi kata Allah, tatkala mereka berada di puncak kegembiraannya itu dan bisa melakukan apa saja, maka Allah akan menurunkan palu godam hukumannya dan tiba-tiba mereka menjadi porak poranda,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it