Pembantaian Selandia Baru

Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji” (TQS Al-Buruj [85] : 8).

Pada hari Jum’at, 8 Rajab 1440 H, bertepatan dengan 15 Maret 2019, seorang teroris kriminal membantai 50 kaum Muslim yang tengah shalat di dua masjid, di Selandia Baru. Teroris ini melakukan perbuatan mengerikan setelah menyiapkan serta merencanakan dengan matang, dan menyiarkannya menggunakan live streaming Facebook. Sungguh, insiden ini menunjukkan sejauh mana kebencian dan ketidaksukaan terhadap umat Islam, di mana alasan dari semua itu adalah karena keimanan mereka pada Islam, dan kepatuhan terhadap hukum-hukumnya. Allah subhānahu wa ta’āla berfirman:  “Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji” (TQS Al-Buruj [85] : 8).

Doa tulus kami bersama mereka para syahid dan orang-orang yang mereka cintai. Semoga Allah subhānahu wa ta’āla merahmati mereka dan memasukkan mereka ke Janatul-Firdous surga tertinggi tanpa hisab (perhitungan). Semoga Allah subhānahu wa ta’āla memberikan kesabaran dan penghiburan, bagi keluarga mereka, dan bagi semua masyarakat Muslim. Allāhumma āmīn!

Menyikapi kejahatan mengerikan ini, kami menyatakan sebagai berikut:

1 – Tragedi ini adalah salah satu dari sekian banyak contoh kejahatan yang mengakar dalam masyarakat Barat. Dan ini merupakan buah busuk masyarakat liberal yang memprovokasi dengan gagasan berbahaya dan jahat seperti rasisme, fasisme, dan supremasi kulit putih. Pemerintah Barat yang mengadopsi Islam sebagai musuh mereka, telah meningkatkan langkah Islamofobia, dan memperdalam kebencian masyarakat terhadap Islam dan kaum Muslim. Para politisi dan media semuanya telah bekerja selama dalam beberapa dekade untuk mencitrakan kaum Muslim bahwa mereka bukanlah manusia. Sejauh ini pemerintah Barat tidak bisa menutupi keinginan untuk membangun permusuhan terbuka dengan kaum Muslim. Sungguh, Trump dan pemerintahannya telah mengobarkan kebencian terhadap Muslim pada khususnya, dan imigran pada umumnya, hingga menyebabkan terjadinya gelombang kebencian baru dan serangan terhadap kaum Muslim di Barat. Karena itu, pemerintah Barat bertanggung jawab penuh atas semua kejahatan ini.

2 – Ada hal penting yang harus dietahui bahwa kaum Muslim tidak akan bermigrasi dan beralih ke dunia Barat jika bukan karena keserakahan dan ketamakan kolonialisme Barat, dan penindasan yang dilakukan oleh Barat terhadap kaum Muslim di negeri-negeri mereka, yang menyebabkan hilangnya keamanan dan kehidupan yang layak kaum Muslim di negeri-negeri mereka sendiri.

3 – Insiden tragis seperti ini tidak menyulut emosi maupun tindakan dari para penguasa kaum Muslim karena mereka adalah pengkhianat, pengecut, dan bajingan. Sementara itu, mereka bergegas mengutuk serangan Charlie Hebdo, namun mereka menjadi tuli terhadap tangisan para korban teroris di dua masajid, di Selandia Baru, bahkan mereka tidak berani meski hanya mencela tindakan terorisme yang dilakukan oleh fanatisme kulit putih.

Insiden seperti itu seharusnya tidak melemahkan umat Islam, tidak mengintimidasinya dan tidak membuatnya takut. Sebaliknya, mereka harus semakin tabah, sabar dan berpegang teguh pada Islam mereka. Ingatlah, bahwa tujuan dari insiden ini adalah untuk mengintimidasi, menanamkan rasa takut di hati umat Islam, dan membuat mereka merasa lemah dan terhina. Allah subhānahu wa ta’āla berfirman: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (TQS Ali Imran [3] : 139). Dengan demikian, kaum Muslim tidak boleh menyembunyikan Islam mereka, sebaliknya, mereka harus medakwahkannya kepada non-Muslim, menjelaskan akidah Islam dan memperkenalkan hukum-hukumnya, juga menjelaskan kebusukan liberalisme sekuler dan kerusakan ideologi dan sistemnya. Kaum Muslim harus terlibat dalam dialog dan diskusi dengan semua segmen masyarakat di dunia Barat, untuk memerangi ide-ide permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslim, serta melawan narasi kebencian Islamofobia.

4 – Sesungguhnya luka kaum Muslim di Selandia Baru menambah luka-luka kaum Muslim di seluruh dunia. Luka-luka semacam itu tidak akan berdarah jika kaum Muslim memiliki Khalifah yang memerintah dan menlindungi mereka. Ingat, bahwa bajingan seperti medreka itu dan orang-orang yang mendukungnya dengan kata-kata atau perbuatan, tidak akan berani menghinakan Islam dan kaum Muslim, seandainya di antara para penguasa Muslim ada Umar al-Faruq, al-Mu’tasim atau Shalahuddin. Sungguh, kaum Muslim tidak perlu menunggu lebih banyak lagi pembantaian dan penyiksaan terjadi untuk mempertajam pikirannya, tetapi mereka harus dengan tulus berjuang untuk melanjutkan kembali cara hidup Islam dengan mendirikan Khilafah Rasyidah. Sebab Khilafah ini pelindung, penjaga dan pembela kaum Muslim atas perintah Allah azza wa jalla. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama berkata: “Sungguh Imam (Khalifah) itu (laksana) perisai; orang-orang akan berperang di belakang dia dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muslim).

 

Hizbut Tahrir – Amerika

10 Rajab 1440 H./17 Maret 2019 M.

Share artikel ini: