Mediaumat.news – April dua tahun lalu, rezim Suriah Bashar Assad membantai kaum Muslimin yang notabene rakyatnya sendiri dengan senjata kimia pemusnah massal. Lantas siapa yang harus bertanggung jawab? Kepada Mediaumat.news, Senin (5/4/2021), Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi memberikan tiga catatan penting terkait pembantaian menggunakan ‘gas beracun’ sehingga sedikitnya menewaskan 70 orang di Douma tersebut.
Pertama, dunia internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat adalah yang paling bertanggung jawab atas peristiwa itu karena melakukan pembiaran. “Sampai saat sekarang ini tidak ada yang mengusut tuntas peristiwa kekejaman ini bahkan tidak ada sanksi yang sepadan yang ditimpakan kepada rezim Bashar Assad,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, rezim Bashar Assad berani melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri karena berdasarkan pemahaman mereka Amerika dan Rusia akan tetap mendukung.
Kedua, ketidakpedulian penguasa-penguasa negeri Islam terhadap tragedi tersebut adalah bentuk pengkhianatan. “Alih-alih mengirimkan pasukan untuk membebaskan kaum Muslimin di Suriah yang tertindas, komentar saja mereka nyaris tidak ada,” ungkapnya tegas.
Ketiga, peristiwa itu terus terjadi karena tidak ada kekuatan politik yang benar-benar mengurus dan menjaga umat. “Kembalinya negara khilafah akan menjaga nyawa kaum Muslimin dan akan memberikan balasan yang setimpal terhadap siapa pun yang telah membunuh nyawa kaum Muslimin, hatta satu orang pun,” tegasnya.
Karena, ujarnya, nyawa kaum Muslimin sangat berharga, sebagaimana hadits Rasulullah SAW, “Bagi Allah hancurnya bumi beserta isinya ini adalah lebih ringan dibanding dengan terbunuhnya nyawa seorang Muslim.” [] Ade Sunandar