Pemakaman Ikon Perjuangan Kashmir Direspons Represi Brutal Rezim India

Mediaumat.news – Pemblokiran komunikasi dan restriksi pergerakan publik, atas meninggalnya ikon perjuangan pembebasan Muslim Kashmir dengan pemikiran dan anti kekerasan, Syed Ali Geelani, dinilai Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara sebagai represi brutal rezim India terhadap Muslim Kashmir.

“Apa yang dilakukan rezim India adalah kezaliman yang sangat nyata dengan melakukan represi brutal berupa pemblokiran komunikasi dan restriksi pergerakan publik saat pemakaman seorang tokoh yang sangat dicintai Muslim Kashmir,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Senin (6/9/2021).

Menurutnya, ini adalah suatu taktik menjijikkan dari sebuah negara yang mengklaim “demokratis” tapi justru bertindak seperti tiran pengecut karena tidak berani menghadapi Muslim Kashmir secara intelektual dengan ideologi mereka.

“Kemunafikan India ini justru akan semakin menyulut jiwa perlawanan Muslim Kashmir, dan mengobarkan simpati Muslim Pakistan yang sejak lama merindukan persatuan di antara mereka. Akibatnya tak lama lagi India akan menanggung semua perbuatan kotornya atas umat Muhammad SAW, persis seperti Amerika Serikat yang meninggalkan Afghanistan bak pecundang,” ujarnya.

Fika mengatakan, Syed Ali Gilani adalah ikon perjuangan pembebasan Muslim Kashmir dengan pemikiran dan anti kekerasan. “Beliau Allahu yarham dengan tegas menolak pendudukan Tanah Muslim oleh rezim Hindu India sejak tahun 1960-an. Syed Ali Gilani berada di bawah tahanan rumah oleh pasukan pendudukan India selama sebelas tahun terakhir, yang telah sangat merugikan kesehatannya, yang berpuncak pada kesyahidannya yang diberkati,” jelasnya.

“Perjuangannya untuk menyatukan Kashmir dengan Pakistan adalah perjuangan yang paling ditakuti oleh rezim India dan sang tuan – Amerika Serikat, karena menandakan kekuatan poros Islam di Asia Selatan, apalagi jika dihubungkan dengan Afghanistan,” tambahnya.

Tanah Kaum Muslim 

Menurut Fika, Kashmir adalah tanah kaum Muslim. “Masa depan Kashmir hanyalah bersama Islam dan saudara-saudara mereka di Pakistan, Afghanistan, Xinjiang dan negeri-negeri Muslim Asia Tengah lainnya, serta tentu bersama seluruh umat Muhammad di berbagai penjuru dunia lainnya,” tuturnya.

Ia menilai, satu-satunya yang menghalangi Kashmir dan Pakistan bersatu adalah pengkhianatan penguasa Pakistan yang bermain mata dengan AS dan Cina. “Padahal militer Pakistan adalah salah satu yang terkuat, khususnya karena kekuatan nuklirnya, namun lantas apa nilainya jika tidak digunakan membela umat Islam?” ujarnya.

Menurutnya, pengkhianatan ini menjadikan masa depan Muslim Kashmir semakin suram di bawah pendudukan India.

Oleh sebab itu, Muslim Kashmir akan menemukan masa depan yang cerah di bawah khilafah yang akan memberi mereka persatuan yang selalu mereka rindukan. “Khilafah Islam akan kembali hadir di seluruh Asia Selatan hingga Asia Tengah, dan menjadikan mereka kembali menjadi penguasa Samudera Hindia yakni kekuatan geopolitik dunia di bawah khilafah Islam,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: