Pejabat Ramai-Ramai Kejar Fasilitas Mewah, Pengamat: Mindset yang Error!
Mediaumat.news – Mindset sebagian pejabat daerah dan wakil rakyat dinilai sudah error. Bukannya gunakan anggaran daerah atau negara untuk pembangunan daerah dan makmurkan rakyat, malah justru berebut fasilitas mewah. Mulai dari mobil dinas sampai rumah dinas. Demikian diungkap Pengamat Sosial Politik Iwan Januar.
“Menandakan mereka tidak punya karakter pelayan rakyat, tapi juragan. Padahal rakyat sedang susah di masa pandemi,” jelasnya kepada Mediaumat.news, Kamis (26/8/2021).
Ada beberapa penyebab sehingga ada pejabat dan wakil rakyat yang kejar fasilitas mewah, menurut Iwan, yang pertama adalah rasa besar kepala, mereka merasa pantas mendapatkan hal itu meski di tengah kondisi yang krisis. “Mungkin merasa adigung, besar kepala, sehingga merasa pantas dapatkan fasilitas mewah dari uang rakyat,” jelasnya.
Lalu yang kedua, mereka ingin mendapatkan hasil politik mereka saat pilkada, karena bukan lagi rahasia umum, setiap calon telah menghasilkan uang besar untuk maju untuk menjadi pejabat pemerintah. “Mungkin ingin cicipi hasil ‘investasi’ politik mereka saat pilkada. Kita tahu setiap calon keluar uang besar. Jadi fasilitas itu mereka anggap pantas sebagai timbal balik,” kata Iwan.
Selanjutnya, ada contoh dari pemerintah pusat sehingga mereka merasa tidak masalah melakukan hal tersebut. Seperti pengecatan pesawat kepresidenan yang menghabiskan biaya 2 miliar rupiah. “Ketika dikritik, KSP memberi bantahan bahwa ini wajar dan sudah direncanakan. Kelihatan tidak ada faktor empati dalam pengambilan keputusan, pusat atau pun daerah dalam kasus semacam ini,”
Iwan juga menambahkan tontonan ironis perilaku tanpa empati kepada masyarakat di tengah pandemi ini adalah hasil dari demokrasi, yang pada dasarnya tidak peduli kepada rakyat. “Beginilah demokrasi. Pejabat pusat atau pun daerah lupa kalau yang mereka nikmati itu uang rakyat. Dan mereka bisa jadi pejabat atas pilihan rakyat,” jelas Iwan.
Sebelumnya ramai pejabat daerah maupun wakil rakyat yang kejar fasilitas mewah di tengah pandemi. Seperti Bupati Polewali Mandar yang menuai kritik usai membeli mobil dinas mewah jenis Mercedes Bens tipe GLS dengan harga 2,5 miliar rupiah. Ia merasa selama 7 tahun dia belum pernah ganti mobil dinas.
Ada juga Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, dan wakilnya yang kompak memberikan mobil dinas mewah ke satgas covid-19 untuk aktivitas kedinasan.
Ketua DPRD Sumbar juga menimbulkan polemik karena renovasi rumah dinasnya dianggarkan 5,69 miliar rupiah di masa pandemi.[] Fatih Solahuddin