Pejabat Amerika: Kami dan Turki Telah Menjadi Mitra dalam Perang Melawan Terorisme Selama Beberapa Dekade
Penjabat Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengunjungi Turki dan bertemu dengan Menteri Luar Negerinya Hakan Fidan, dan berpartisipasi dalam pertemuan mekanisme strategis hubungan Turki-Amerika yang diadakan pada tanggal 28 dan 29 Januari 2024 di Ankara. Setelah itu, dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Amerika CNN-Turk pada tanggal 30 Januari 2024: “Pertama-tama, saya ingin menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan menarik diri dari Suriah. ISIS masih aktif di banyak tempat, sedang kami serta Turki adalah mitra dalam perang melawan terorisme selama beberapa dekade.”
“Kami telah menjadi mitra yang sangat kuat dalam perjuangan melawan organisasi tersebut di mana pun mereka berada, dan hal ini harus dilanjutkan dengan Turki, baik di Irak atau Suriah,” katanya.
“Inilah sebabnya kita saling membutuhkan, dan di antara topik yang kita bicarakan selama pertemuan mekanisme strategis adalah memperkuat kembali kerja sama dalam memerangi terorisme, serta membangun dialog tentang jalan yang harus diambil di Suriah, karena kedua belah pihak sama-sama memiliki kepentingan di sana, terutama dalam memerangi terorisme,” tambahnya.
Kontroversi mengenai penarikan Amerika dari Suriah telah meningkat, ketika majalah Foreign Policy, mengutip sumber-sumber di Departemen Luar Negeri AS dan Kementerian Pertahanan, yang seminggu lalu melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempelajari kemungkinan penarikan pasukan sepenuhnya dari Suriah, sehingga Pemerintahan Amerika tidak lagi sibuk dengan misinya di Suriah dan menganggapnya tidak lagi penting.
Hal ini menegaskan bahwa Turki di bawah kepemimpinan Erdogan melayani Amerika di Suriah untuk mempertahankan rezim Bashar al-Assad, serta berusaha untuk menghilangkan revolusi Suriah yang berjuang untuk menggulingkan rezim ini dan mendirikan sistem Khilafah, dimana Hizbut Tahrir mampu menghidupkan kembali gagasan ini di Suriah dan di seluruh negeri, serta menciptakan opini publik tentang hal itu. Hizbut Tahrir juga berhasil menarik banyak orang untuk berjuang menegakkan kembali Khilafah.
Amerika telah menggunakan Turki, serta Rusia, Iran, partainya di Lebanon, dan para pengikutnya, untuk menyerang revolusi dan gagasan Khilafah ini dengan nama (memerangi terorisme), yang bagi mereka berarti memerangi Islam dan mereka yang berjuang untuk menerapkan Islam melalui negara Khilafah (hizb-ut-tahrir.info, 2/2/2024).