Mediaumat.news – Kritikan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto terhadap langkah Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang membuka keran impor beras dan garam dinilai Advokat Ahmad Khozinudin hanya cuci tangan saja.
“PDIP ini cuma mau ‘cuci tangan’ saja. Mendag itu anak buah presiden. Kebijakan impor beras dan garam mendag itu tak mungkin terjadi tanpa restu presiden. Kalau mau mengkritik kebijakan impor, ya ‘jewer” Jokowi selaku presidennya yang tidak lain Petugas Partai PDIP sendiri. Jangan buruk muka cermin dibelah,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Ahad (21/03/2021).
Ahmad menilai, kebijakan impor ugal-ugalan di segala sektor justru terjadi di eranya PDIP berkuasa dengan presidennya Jokowi. “Menyedihkan sekali, partai wong cilik tapi kebijakannya menyengsarakan wong cilik,” tandasnya.
Menurutnya, PDIP seharusnya mengkritik presiden yang membiarkan menterinya mengimpor beras. Ia menilai PDIP hanya mau mencari muka di hadapan rakyat, seolah kebijakan impor bukan kebijakan presiden. Padahal, kalau mau menghentikan impor, mudah saja. Perintahkan Jokowi selaku Petugas Partai PDIP untuk menutup impor. Selesai.
“Jangan berkoar mengkritik impor, tetapi selama ini bungkam pada kebijakan presiden yang pro impot. Gayanya saja mengajak rakyat benci produk asing, rajin blusukan ke sawah, ke pantai, tapi kebijakannya menyengsarakan petani dan nelayan,” tambahnya.
Menurutnya, ini adalah karakter munafik partai politik. “Mereka tak ingin kehilangan muka, tak ingin kehilangan elektabilitas di mata rakyat. Mencoba bersandiwara seolah-olah pro dan membela kepentingan rakyat,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it