PBB Desak Pengebom Kabul Diadili, Pengamat: PBB Tak Punya Legitimasi dan Tak Usah Ajari Umat Islam

Mediaumat.news – Pernyataan PBB yang mendesak agar pelaku bom bunuh diri di Bandara Kabul dibawa ke pengadilan dinilai sebagai bentuk tekanan terhadap umat Islam dari lembaga yang tidak punya legitimasi.

“Sebenarnya PBB pada dasarnya tidak mempunyai legitimasi untuk memerintahkan membawa ke pengadilan, dan tidak perlu umat Islam diajarkan untuk menyeret pelaku kejahatan ke pengadilan karena syariat Islam sudah jelas dalam masalah ini, yaitu siapa pun pelaku kejahatan akan jelas dibawa ke pengadilan tanpa ada instruksi PPB sekalipun,” ungkap Direktur Forum on World Islamic Studies Farid Wadjdi kepada Mediaumat.news pada Sabtu (28/08/2021).

Untuk pemerintahan Afghanistan saat ini, Farid menyarankan, agar tidak perlu tunduk kepada PBB dalam hal apa pun termasuk masalah bom bunuh diri di Kabul. Farid menilai jika kembali tunduk ke PBB maka akan bunuh diri secara politik, karena PBB adalah kekuatan politik untuk kepentingan negara-negara Barat. “Jadi, sekalipun penguasa Afghanistan ingin menyeret pelaku ke pengadilan itu bukan karena perintah PBB dan PBB tidak perlu campur tangan dalam hal ini,” jelasnya.

Padahal kalau melihat sejarah, PPB-lah yang memberikan legitimasi bagi Amerika dan NATO untuk menjajah Afghanistan.

“Karena itu PBB tidak punya legitimasi untuk kemudian menyatakan itu, dan kemudian umat Islam tidak perlu diajarkan untuk itu. Umat Islam sudah punya sistem sendiri untuk menyeret pelaku kejahatan ke pengadilan. Dan itulah yang akan menyelesaikan persoalan di Afghanistan,” tegas Farid.

Dan seruan untuk jangan tunduk kepada PBB bagi Farid bukan hanya untuk Afghanistan, namun bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia.

“Umat Islam di sana janganlah memberikan sedikit pun jalan kepada PBB untuk campur tangan dalam urusan-urusan di Afghanistan karena itu berarti bunuh diri secara politik. Umat Islam sudah punya sistem tersendiri dan terbukti bisa menyelesaikan persoalan-persoalan kejahatan seperti ini,” pungkas Farid.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini: