Pasca Perjanjian Damai Amerika Tetap Membombardir Afghanistan, Pengamat Ungkap Cara Membebaskan dari Penjajahan

Mediaumat.news – Menanggapi pernyataan Juru Bicara Taliban Mohammad Naeem yang menyebut hampir setiap hari Amerika melanggar perjanjian damai 2020 dengan tetap membombardir desa dan membunuh warga sipil, pengamat mengungkap cara membebaskan Afghanistan dari penjajahan.

“Taliban dan komponen-komponen kelompok Islam lainnya harus bersatu dan berjuang serta tidak saling berperang di antara mereka dengan target yang sama yaitu mengusir tentara Amerika dari Afghanistan. Inilah cara untuk bebaskan Afghanistan dari penjajahan Amerika. Kemudian, mendirikan pemerintahan yang didasarkan kepada Islam,” tutur Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi kepada Mediaumat.news, Sabtu (30/01/2021).

Menurutnya, yang harus dilakukan oleh Taliban dan seluruh komponen perjuangan umat Islam di Afghanistan yakni berperang terus melawan Amerika sampai Amerika meninggalkan Afghanistan.

“Apalagi saat ini, Amerika sedang dalam posisi sulit di Afghanistan. Kondisi ekonomi Amerika lagi mundur. Dalam posisi seperti ini, umat Islam seharusnya bukan malah mengendorkan peperangan melawan Amerika, namun yang harus dilakukan itu justru memperkuat peperangan melawan Amerika,” ujarnya.

Menurutnya, umat Islam harus menghilangkan sama sekali bentuk intervensi atau campur tangan Amerika di Afghanistan dalam berbagai bidang. “Baik itu militer, ekonomi, politik dan juga ideologi,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menyayangkan kenapa justru Taliban masih percaya kepada Amerika yang menjanjikan akan membuat Afghanistan aman dengan perjanjian damai. “Seharusnya posisi Amerika sebagai negara muhariban fi’lan itu tidak boleh dipercaya sama sekali,” ujarnya.

Ia menilai perdamaian dengan Amerika itu baru bisa terjadi jika Amerika benar-benar meninggalkan Afghanistan. “Karena pangkal sesungguhnya berbagai krisis di Afghanistan saat ini yakni adanya intervensi Amerika. Bukan sebaliknya, diterima syarat perjanjian yakni Amerika akan meninggalkan Afghanistan kalau Afghanistan aman,” ujarnya.

Menurutnya, seharusnya logikanya tidak seperti itu. “Tidak ada perjanjian damai dengan Amerika selama Amerika masih bercokol di Afghanistan. Karena krisis Afghanistan itu disebabkan intervensi dan penjajahan Amerika yang juga dikenal sebagai negara teroris,” ungkapnya.

Ia menganggap Amerika sebenarnya tetap ingin mempertahankan penjajahannya di Afghanistan. “Mereka sekarang ini sedang mencari exit strategy yakni cara keluar dari Afghanistan sembari tetap mempertahankan kekuasaannya,” ujarnya.

Karena itu, ia melihat ke depan Amerika akan berusaha membentuk pemerintahan boneka yang benar-benar tetap menjadi alat kontrol Amerika. Sedikit demi sedikit Amerika akan meninggalkan Afghanistan karena keberadaan tentara Amerika di Afghanistan cukup menguras keuangan Amerika.

“Namun, hingga saat ini tampaknya Amerika belum mendapatkan jaminan keamanan sepenuhnya terhadap posisi mereka di Afghanistan. Termasuk belum sepenuhnya bisa mengontrol Afghanistan,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: