Mediaumat.news – Kezaliman-kezaliman yang menimpa umat Islam di Indonesia menjelang Ramadhan ini menurut Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) karena ada upaya penyingkiran umat Islam.
“Ada upaya alienasi umat Islam, penyingkiran umat Islam itu,” ujarnya dalam acara Diskusi Spesial Ramadhan: Parade Kezaliman Jelang Ramadhan, Indonesia Hendak Dibawa ke Mana? Ahad (18/4/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel.
Ustaz MIY menilai, penyingkiran itu dipandang semakin penting dan perlu segera dilakukan secara tuntas setelah melihat kebangkitan umat Islam.
Menurutnya, kebangkitan atau kesadaran keberislaman itu tumbuh di berbagai kampus sejak 30 tahun terakhir ini. Maka setelah lulus dari kampus para aktivis Islam ini memberikan pengaruh ke berbagai lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta, BUMN, dan juga memberikan pengaruh pada masjid-masjid di tengah masyarakat.
Selain itu, kata Ustaz MIY, lahirnya sekolah-sekolah Islam terpadu juga merupakan salah satu tanda kebangkitan atau kesadaran berislam di Indonesia. Dan itu buah dari proses dakwah.
Ustaz MIY melihat kebangkitan Islam ini sebagai suatu kabar gembira. Tapi bagi mereka yang tidak suka kepada Islam kebangkitan ini jadi ancaman, apalagi kebangkitan itu berefek kepada kekuatan politik umat Islam. Seperti dalam momen Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, calon yang didukung penguasa dengan berbagai cara itu akhirnya tumbang.
Sehingga, tutur Ustaz MIY, mereka melihat kekuatan politik umat Islam ini tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu semua harus dihancurkan, pusat-pusat pertumbuhan dan kekuatan politik umat Islam itu harus dilenyapkan.
“Kalau pusat pertumbuhan dan kekuatan politik umat itu adalah ormas, maka ormasnya dibubarkan. Kalau ormasnya digerakkan oleh tokoh, tokohnya harus dikriminalisasikan. Dan itu sudah terjadi dan berlangsung hingga saat ini,” ungkapnya memprediksi alur berpikir pihak yang tak suka Islam.
Menurut Ustaz MIY, jika kedua hal di atas sudah dilakukan dan pertumbuhan kesadaran umat terus terjadi, maka itu juga harus disikat dengan menggerakkan umat yang lain. Maka dibuatlah Perpres RANPE untuk menghadapi apa yang mereka sebut radikalisme.
“Padahal yang dimaksud radikalime itu adalah tumbuhnya kesadaran berpolitik Islam. Dan inilah yang hendak disapu oleh mereka,” pungkasnya.[] Agung Sumartono