“Kemarahan di India setelah pernyataan anti-Islam di Parlemen”, demikian judul berita kantor berita Aljazeera (24/9/2023). Pernyataan anti-Muslim yang dibuat oleh anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India memicu kemarahan yang hebat di negara itu pada hari Jum’at (22/9), setelah klip video anggota Parlemen India Ramesh Bidhuri menyebar dan menyinggung pernyataan dan bahasa cabul terhadap anggota partai yang mewakili kaum Muslim.
Pernyataan-pernyataan tersebut berisi hinaan dan deskripsi keji, selain menggambarkan kaum Muslim sebagai teroris. Penghinaan terhadap kaum Muslim oleh mereka yang terlibat dalam pemerintahan India telah mencapai tingkat sedemikian rupa sehingga mantan Perdana Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, merasa heran bagaimana kaum Muslim yang menganggap Partai Bharatiya Janata sebagai partainya dapat hidup berdampingan dengan tingkat kebencian yang begitu keji dan memalukan ini?!
Meskipun sejumlah anggota parlemen India mengkritik pernyataan ini dan menganggapnya tidak dapat diterima, seperti Menteri Pertahanan India, namun dalam video yang sama, seorang anggota senior Partai Bharatiya Janata dan mantan menteri pemerintah tampak tertawa ketika seorang anggota parlemen tersebut membuat pernyataan-pernyataan keji ini.
Sejak Partai Bharatiya Janata (BJP), yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, berkuasa pada tahun 2014, komentar-komentar anti-Muslim dan ujaran kebencian terhadap mereka terus diulangi oleh para wakilnya. Pada saat yang sama, hubungan India dengan negara-negara abnormal yang ada di negara-negara Islam, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, semakin kuat dan tidak peduli dengan penghinaan terhadap kaum Muslim (hizb-ut-tahrir.info, 24/9/2023).